SKRIPSI
HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH Konsep dasar keperawatan DAN PROSES
KEPERAWATAN PADA MAHASISWA semester II
universitas islam makassar
OLEH :
JUNAIDIN
07 071 014 062
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2011
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat modern,
baik dari segi politik maupun dari segi ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan
adalah hal yang penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. (Menurut
G.W.Denemark dalam Hamalik (2004:1)
Negara
Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang dalam masa berkembang
sedang menghadapi permasalahan yang serius dalam dunia pendidikan yaitu
rendahnya kualitas pendidikan. Hal ini mengakibatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia kalah bersaing pada tataran wilayah Asia. Implikasi dari rendahnya
kualitas pendidikan tersebut yaitu rendahnya produktivitas SDM, rendahnya daya
saing dan rendahnya mutu SDM. Problem bangsa Indonesia ini harus menjadi agenda
utama dalam melaksanakan pembangunan nasional, sehingga bangsa Indonesia mampu mensejajarkan
diri dengan bangsa-bangsa lain di dunia ( di unduh dari Faradilla.blog.spot.
tanggal 29 Juni 2011)
|
Kualitas
SDM suatu negara dan kesuksesan pembangunan nasional ditentukan oleh faktor
pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa
khususnya bagi bangsa Indonesia sebagai Negara berkembang. Sejalan dengan
pembangunan nasional pada hakekatnya membangun manusia Indonesia seutuhnya
adalah membangun masyarakat Indonesia guna mewujudkan masyarakat adil dan
makmur baik spiritual atau material, pemerintah memberikan penegasan tentang
pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan
kualitas SDM (Djiyanti dan mujiono, 2002).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dunia pendidikan di Indonesia terus mengembangkan diri guna menjawab
berbagai tantangan yang muncul, Institusi pendidikan tersebut menata diri
dengan berbagai perubahan-perubahan. Termasuk didalamnya adalah program
pendidikan S1 Keperawatan yang merupakan jenjang pendidikan tinggi profesi
keperawatan dengan mendidik lulusan sekolah menengah tingkat atas (SLTA). Pada
mulanya mereka – mereka yang masuk jenjang pendidikan S1 Keperawatan, terdorong
oleh karena keinginan yang besar ingin menjadi seorang perawat sehingga dengan
keiginan yang besar untuk menjadi perawat tersebut mereka mampu melaksanakan
tugas-tugas keperawatan dengan baik dan benar. (Surya Brata, 1989)
Munculnya berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
kurangnya kualitas dari para lulusan S1 keperawatan dewasa ini, berawal dari sistem seleksi
penerimaan peserta didik yang kurang memperhatikan unsur motivasi dari para
calon peserta didik itu sendiri karena lebih banyak mengandalkan seleksi tes
kognitif pada ujian tulis, disamping itu juga telah banyaknya terdapat
institusi akademik keperawatan baik
negeri maupun swasta sehingga dalam hal ini tiap institusi lebih cendrung kehal
yang bersifat kuantitas dari pada kualitas yang berdampak pada kurang
diperhatikan ujian seleksi masuk pada institusi-isntitusi yang terkait. Ditambah lagi faktor desakan orang tua yang memaksa
putra-putrinya untuk masuk S1 keperawatan walaupun pada dasarnya putra –
putrinya tersebut tidak memiliki kemauan untuk menggeluti profesi Keperawatan.
akhmadsudrajat. (wordpress.com/ 2008/02/06/teori-teori-motivasi)
Faktor
psikologis merupakan faktor dari dalam yang merupakan hal utama yang menentukan
intensitas belajar yang meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan
kemampuan kognitif (Djamarah, 2002). Minat adalah kecenderungan subyek yang
mantab untuk merasa tertarik pada studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa
senang mempelajari materi itu (Winkel, 2004).
Setiap kegiatan belajar mengajar pasti akan ditemukan
mahasiswa yang malas berpartisipasi dan aktif berpartisipasi mengikuti
pelajaran. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktifitas belajar.
Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat karena minat
merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan semangat belajar
mahasiswa dalam rentang waktu tertentu (Djamarah, 2002).
Namun perkembangannya dewasa ini sangatlah berbeda,
mereka yang memasuki pendidikan S1 keperawatan tidak lagi didasari atas adanya
motivasi atau panggilan jiwa untuk menjadi perawat, akan tetapi lebih banyak
berorentasi karena ingin secepanya mendapatkan suatu pekerjaan. Hal tersebut
didukung oleh data 2 ( dua ) tahun terakhir ini yang menunjukan bahwa ada
beberapa mahasiswa yang mengulang yang
diakibatkan oleh hasil prestasi belajar yang tidak mencapai standar kelulusan.
Disatu sisi bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran
itu akan sangat ditentukan oleh adanya motivasi yang kuat untuk menjadi seorang
perawat, yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas / mutu dari pada
lulusan itu sendiri, dimana mutu / kualitas dari lulusan inilah yang menentukan
tingkat kepercayaan konsumen / Masyarakat terhadap jasa profesi perawat. (Postet on 29 ampril 2009 by grahacendekia)
Untuk memahami
dan mengetahui ada atau tidaknya motivasi menjadi seorang perawat itu, Penulis
mencoba menghubungkannya dengan prestasi belajar pada mata kulia konsep dasar
keperawatan (KDK) dan proses keperawatan
dengan pertimbangan bahwa mata kuliah ini sangat banyak membahas tentang
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan tentang pelaksanaan proses keperawatan
yang merupakan tugas pokok dari profesi perawat itu sendiri, disamping itu mata
ajaran inipun memiliki bobot kredit
semester yang tinggi yaitu 4 (Empat) SKS.
Sarjana Keperawatan Universitas Islam Makassar yang
merupakan salah satu institusi pendidikan S1 Keperawatan yang sejak tahun 2005
telah menerima mahasiswa dengan latar
belakang pendidikan tamatan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan lulusan dari
SMU ( SLTA ) dengan harapan agar mampu menghasilkan lulusan perawat profesional
sesuai yang diharapkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut dan menyikapi berbagai
fenomena yang terjadi diatas maka pengelolah institusi keperawatan Universitas
Islam Makassar (UIM) harus mencoba untuk menata sistem penerimaan Mahasiswa
baru dengan berbagai cara dan tehnik yang memadai antara lain dengan
menyelenggarakan sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru secara ketat dan
bertahap dengan melalui ujian tulis, ujian lisan dan ujian psikotest. Bentuk ujian
psikotest inilah yang dapat memberikan gambaran secara tepat dan benar tentang
motivasi calon peserta didik dalam memasuki jenjang pendidikan tinggi S1
keperawatan Universitas Islam Makassar sehingga mampu mendapatkan colon peserta
didik yang siap mengabdikan dirinya dalam profesi keperawatan secara tulus dan
ikhlas.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan pada
awal tulisan ini, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: ”Apakah ada hubungan antara motivasi menjadi
perawat dengan prestasi belajar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan dan
proses keperawatan “
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dibagi
atas 2 (dua) tujuan, yaitu :
- Tujuan Umum
Untuk melihat
gambaran umum apakah ada hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan
prestasi belajar khususnya pada mata kuliah konsep dasar keperawatan (KDK) dan
proses keperawatan.
- Tujuan Khusus
a.
Untuk
mengetahui tingkat motivasi menjadi perawat pada
mahasiswa S1 keperawatan Universitas Islam Makassar.
b.
Untuk
mengetahui tingkat prestasi belajar khususnya mata
kuliah konsep dasar keperawatan (KDK) dan proses keperawatan. Pada mahasiswa S1
keperawatan Universitas Islam Makassar.
c.
Untuk mengetahui hubungan
antara motivasi menjadi perawat dengan
prestasi belajar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan (KDK) dan proses
perawatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
a.
Memberikan kontribusi kepada
pengelolah program studi S1 keperawatan Universitas Islam Makassar untuk dapat merumuskan
tehnik dan cara seleksi peserta didik dengan baik.
b.
Memperbaiki proses / strategi
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta didik.
2. Bagi Profesi
Mendapatkan hasil lulusan yang berkualitas sesuai dengan
tuntutan masyarakat dan profesi keperawatan.
3.
Bagi Peneliti
Sebagai masukan pengetahuan tentang pentingnya ada dasar motivasi untuk menjadi perawat.
E. Relevansi penelitian
Penelitian ini sangat relevan sekali dengan upaya
peningkatan SDM bagi tenaga-tenaga
perawat profesional karena terkait dengan hal-hal sebagai berikut :
1.
Motivasi menjadi perawat adalah
hal yang sangat penting bagi peserta didik apabila telah memilih profesi
perawat sebagai saluran untuk
mengabdikan diri dalam bidang keperawatan.
2.
Dengan didasari motivasi yang
kuat untuk menjadi perawat, akan
meningkatkan prestasi belajar terutama mata kuliah konsep dasar keperawatan dan
proses keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Motivasi
- Pengertian Motivasi
Motivasi
berasal dari kata “motif’ yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi internal (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Motivasi
adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang
mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku
individu (Menurut Koeswara Dimyati dan
Mudjiono, 2002 : 80)
|
Pengertian ini mengandung 3 elemen penting sebagai berikut :
a.
Bahwa motivasi akan mengawali
perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
b.
Motivasi ditandai dengan
munculnya rasa / Feeling afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.
Motivasi akan dirangsang karena
adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari
suatu aksi yaitu tujuan.
Jadi Motivasi itu adalah sesuatu hal yang dapat membuat seseorang
untuk berbuat demi mencapai tujuan.
- Teori Motivasi
Ada cukup banyak teori-teori tentang motivasi yang telah
dikemukan oleh para ahli antara lain :
a. Teori motivasi kebutuhan maslow
Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia
yang bersifat hirarkis dan dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1)
Kebutuhan defisiensi.
Adalah kebutuhan-kebutuhan fisiologis, keamanan,
dicintai serta diakui dalam kelompoknya dan kebutuhan harga diri / prestasi.
Kebutuhan defisiensi tergantung pada orang lain.
2)
Kebutuhan pengembangan.
Adalah kebutuhan aktualisasi diri, keinginan untuk
mengetahui dan memahami, kebutuhan estetis.. Kebutuhan pengembangan ini tidak
memerlukan orang lain, Ia menjadi lebih tergantung pada diri sendiri.
b.
Teori Dorongan. (drive
theorie)
Teori ini mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Dorongan
tersebut adalah suatu yang dibawa sejak lahir atau bersifat instrinsik, dapat
dikembangkan melalui belajar dan pengalaman dimasa lalu sehingga berbeda untuk
tiap orang (Morgan , 1986)
c.
Teori Motivasi kompetensi (competence
Motivation)
Teori ini berasal dari Robert White, yang mengatakan
bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk menunjukan kompetensi dengan
menaklukkan lingkungannya.
d.
Teori Fisiologi.
Teori ini juga disebut Behavior Theories. Menurut
teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasaan dan
kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik atau disebut sebagai
kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makan,minum, udara dan lain-lain
yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang.
e.
Teori Psikoanalitik.
Teori ini mirip dengan teori intrinsik, tetapi lebih
ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap
tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yaitu Id dan ego
dan super ego. Tokoh dari teori ini adalah S.Freud.
- Macam – Macam Motivasi
a. Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya.
1)
Motivasi bawaan.
Adalah motivasi yang dibawah sejak lahir, motivasi itu
muncul tanpa dipelajari. Motivasi ini sering kali disebut motivasi yang
disyaratkan secara biologis (Physiologis Drives), misalnya dorongan untuk
makan, dorongan untuk pekerjaan dan lain-lain :
2)
Motivasi yang dipelajari.
Adalah motivasi yang timbul karena dipelajari. Motivasi
ini seringkali disebut motivasi yang disyaratkan secara sosial karena manusia
hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain (Affiliative
Needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
lain-lain.
b. Motivasi menurut Woodworth dan
Marquis.
1)
Motivasi kebutuhan organik.
Motivasi ini sama dengan motivasi physiological
drives, misalnya kebutuhanmakan, minum dan lain-lain.
2)
Motivasi darurat.
Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar,
misalnya : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas dan
lain-lain.
3)
Motivasi Obyektif.
Motivasi ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan
eksplorasi,manipulasi untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul karena dorongan
untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
c. Motivasi jasmaniah dan rohani
1) Motivasi Jasmani,
misalnya : refleks, instink dan nafsu
2) Motivasi rohani,
misalnya : kemauan akan sesuatu.
d. Motivasi berdasarkan sifatnya.
1)
Motivasi intrinsik.
Adalah motivasi yang menjadi sifat atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukan (misalnya : kegiatan belajar),
maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri, seperti ingin
mendapat pengetahuan, nilai atau ketrampilan agar dapat merubah tingkah lakunya
secara konstruktif. Motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan
tujuan esensial bukan sekedar simbul dan seremonial (Pujian atau ganjaran).
Motivasi ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajarnya. Bentuk motivasi ini seperti : cita-cita yang ingin didapat, kesadaran dan
pertimbangan pribadi yang matang,
pemikiran akan masa depan tentang
kesuksesan
2)
Motivasi Ekstrinsik.
Adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya
rangsangan dari luar. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa
yang dilakukan itu motivasi aktivitas belajar dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas belajar, misalnya :seseorang itu belajar karena tahu besok akan ujian
dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau
temannya. Perlu ditegaskan bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan
tidak penting sebab kemungkinan besar keadaan seseorang itu dinamis,
berubah-ubah sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Bentuk teori ini seperti
pengaruh Orang tua, pengaruh teman dan pengaruh guru
B.
Konsep Prestasi belajar
1. Defenisi
Kegiatan
belajar sesungguhnya dilakukan oleh semua makhluk yang hidup, mulai dari bentuk
kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Efektivitas kegiatan
belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitan jenis kehidupannya. Manusia
sebagai makhluk yang unik, melakukan kegiatan belajar dengan cara dan sistem
yang unik pula. (Hamalik 2007 : 106)
Pandangan
baru menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
akibat pengalaman dan latihan. Menurut Romine yang dikutip Hamalik (2007 : 106)
berpendapat, bahwa ”learning is defined as the modification or strengthening
of behavior through experiencing” Skinner dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono
(2002 : 9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar
maka responnya menurun Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang
kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
41 ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut
adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif
yang dilakukan oleh pebelajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 10)
Piaget
berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan
interaksi terus – menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami
perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek
semakin berkembang. (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 13)
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli, belajar dapat
diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada diri seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuan masingmasing,
sehingga diperoleh pengetahuan baru yaitu dalam bentuk penguasaan, penggunaan
maupun penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perubahan atau
peningkatan perolehan dari berbagai keadaan sebelumnya.
Teori belajar atau sering disebut juga konsepsi Belajar
yaitu suatu konsep pemikiran yang dirumuskan mengenai bagaimanakah proses
belajar itu terjadi.
Ada beberapa teori atau
konsep tentang belajar yaitu :
a.
Konsepsi-konsepsi yang disusun
atas dasar pemikiran spekulatif. Yang termasuk dalam konsep ini adalah :
1)
Belajar menurut ahli-ahli
golongan sosialistik.
2)
Belajar menurut golongan kontra
reformasi.
3)
Belajar menurut konsepsi ahli
psikologi daya.
4)
Belajar menurut pendapat
Herbart dengan teori “Tanggapan”.
b.
Coneksionisme atau Bond psykology dasar dari teori ini adalah asosiasi
antara kesan panca indera dengan impuls-impuls untuk bertindak.
c.
Clasical conditioning.
Teori ini disebut juga pavlovionisme, disebut demikian karena
peletak dasar dari aliran ini ialah Ivan Patroviotch Pavlov (1849-1936).
d.
Behaviorisme
Tokohnya adalah J.B. Watson, dengan pokok pendapatnya
adalah masalah obyek psikologi dan masalah metode.
e.
Operant conditioning
Teori ini disebut teori Skinner, karena teori ini
dikemukakan oleh Skinner
2.
Faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar
yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar,
ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor
intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) si
subjek belajar.
Secara garis besar dapat dibagi dalam 2 hal, yaitu :
a.
Faktor Interent : yaitu
faktor-faktor yang berada pada diri
individu itu sendiri, seperti :
1)
Faktor fisiologi, yang terdiri
dari :
a) Kematangan fisik
b) Keadaan indera dan
c) Kesehatan jasmani.
2)
Faktor psikologi. Yang terdiri
dari :
a) Motivasi
b) Emosi dan sikap dan
c) Intelegensi.
b.
Faktor Eksterent : yaitu faktor
yang berada diluar individu itu sendiri, faktor inipun dapat dibagi 2 , yaitu :
1) Faktor non sosial. Yang
terdiri dari :
a) Alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran,
b) Metode pembelajaran dan
c) Keadaan lingkungan sekitar.
2) Faktor sosial,yang terdiri dari :
a) Manusia yang hadir dan
b) Alat pembelajaran.
3. Prestasi belajar
Prestasi belajar yaitu hasil yang diperoleh akibat
perbuatan belajar. Siswa dan guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam
kegiatan proses pembelajaran sudah barang tentu menginginkan prestasi belajar
yang dicapai adalah maksimal, dan untuk mengetahui hasil prestasi belajar yang
dicapai oleh mahasiswa / siswa akan
dilakukan evaluasi dengan tehnik dan cara yang biasa digunakan adalah :
a.
Tehnik test : yang terdiri dari
3 macam yaitu : Test diagnostik, test formatif dan test sumatif.
b.
Tehnik non test yang terdiri
dari : Rating scala, quistioner, check list, Interview, observasi dan biografi.
C. Gambaran Matakuliah Konsep
Dasar Keperawatan dan Proses Keparawatan
1. Diskripsi Mata Ajaran.
Mata kuliah ini
merupakan mata kuliah yang dikeluarkan sesuai dengan kurikulum pendidikan
Akademi Perawat tahun 1984 yang diberlakukan mulai tahun 1984 sampai saat ini,
membahas tentang berbagai macam / bentuk kebutuhan dasar manusia dan konsep
dasar tentang proses keperawatan yang merupakan tugas utama dari pada profesi
keperawatan. Dengan kredit semester 8 SKS, masing – masing 4 SKS untuk semester
satu dan dua
2. Materi
Bahasan Mata Ajaran KDK
a.
Kebutuhan dasar manusia (Abraham MASLOW) yang terdiri dari :
1) Kebutuhan Fisiologis/Biologis meliputi Kebutuhan
agar dapat melanjutkan kehidupan yaitu :
a) Kebutuhan
Oksigen ada Pertukarannya (O2 dan CO2)
b) Kebutuhan
Cairan, Makanan, Minuman dan keseimbangannya
c) Kebutuhan
eliminasi, perlindungan, Istirahat, aktifitas dan sex.
2) Kebutuhan Keselamatan/keamanan meliputi kebutuhan
akan perlindungan dari udara dingin dan panas, kecelakaan, infeksi, bebas dari
ketakutan dan kekecewaan serta kecemasan yaitu Bebas dari bahaya yang
disebabkan oleh penyakit atau kuman :
a) Bahaya Kimia.
b) Bahaya yg
mengancam tubuh.
c) Bahaya yg
disebabkan oleh suhu.
3) Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki artinya
mengandung arti yg luas tidak hanya seseorang tetapi terhadap suatu kelompok,
perkumpulan, bangsa dll. Termasuk juga cinta dan rasa memiliki adalah
memberikan dan menerima kasih sayang, persahabatan, kekompakan, peran yang
memuaskan dll.
4) Kebutuhan akan harga diri artinya penghargaan
terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, mempunyai wibawa dan martabat serta
pengakuan.
5) Kebutuhan akan perwujudan diri/aktualisasi
diri meliputi :
a) Realistik yaitu meliputi melihat kehidupan secara
objektif tentang apa yg di observasi.
b) Dapat dan cepat menyesuaikan diri dgn orang lain
atau lingkungan.
c) Mempunyai persepsi yang luasdan tegas.
d) Akurat dan dapat dipercaya dlm memprediksikan
kejadian yang akan datang.
e) Mempunyai dugaan yg benar terhadap suatu kebenaran
dan kesalahan.
f) Mengerti seni musik, politik dan filosofi atau
falsafah hidup.
g) Rendah hati dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
h) Mempunyai dedikasi untuk bekerja sama
b. Prosess Keperawatan
terdiri dari : konsep dasar tentang proses keperawatan, Sistem kesehatan
Nasional, Pendidikan kesehatan.
D. Hubungan Motivasi dan
Prestasi.
1. Fungsi Motivasi dalam Belajar / Beraktivitas.
Dalam aktivitas / kegiatan belajar sangat diperlukan
adanya motivasi. (Motivasi is an essentia condition of leaning). Hasil belajar
/ aktivitas akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin besar motivasi yang
muncul akan makin berhasil pula pelajaran / aktivitas itu.
Ada 3 (tiga) fungsi motivasi dalam melakukan aktivitas, Yaitu :
a. Mendorong manusia untuk
berbuat
b. Memberikan
arah perbuatan yang harus dikerjakan sesuai rumusan tujuan yang akan dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yang seharusnya diperioritaskan
untuk didahulukan.
2. Faktor yang Berpengaruh
pada Motivasi Belajar
1)
Cita-cita atau aspirasi peserta
didik
2)
Kemauan peserta didik
3)
Kondisi fisik dan psikologis
peserta didik
4)
Kondisi lingkungan peserta
didik
5)
Unsur – unsur dinamis dalam
belajar dan pembelajaran
6)
Fasilitas dan sarana yang ada
7)
Sumber daya dan dana yang
tersedia.
3.
Upaya – Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar.
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
Upaya pembelajaran terkait
dengan prinsip belajar sebagai berikut :
1)
Belajar menjadi bermakna bila
peserta didik memahami tujuan belajar.
2)
Belajar menjadi bermakna bila
peserta didik dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantang
3)
Belajar menjadi bermakna bila
pengajar mampu memusatkan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran
yang sedang berlangsung
4)
Situasi dan keadaan
pembelajaran sesuai dengan perkembangan jiwa peserta didik
b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Pengajar memahami keterbatasan waktu bagi peserta didik.
Pengajar dapat mengupayakan optimalisasi
unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri peserta didik dan lingkungannya
dengan cara :
1)
Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya.
2)
Memelihara minat, motivasi, kemauan
dan semangat peserta didik
3)
Memanfaatkan unsur-unsur
lingkungan yang mendorong belajar
4)
Menggunakan waktu secara
efisien dan dalam suasana gembira
b.
Optimalisasi pemanfaatan
pengalaman dan kemampuan peserta didik
Pengajar wajib menggunakan pengalaman dan kemampuan peserta didik
dalam mengelolah peserta didik belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan
pengalaman peserta didik dilakukan sebagai berikut :
1)
Peserta didik membaca bahan
belajar sebelumnya, peserta didik mencatat
hal yang sukar kemudian diserahkan kepada pengajar.
2)
Pengajar memberikan kesempatan
kepada peserta didik yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan –
rekannya yang mengalami kesukaran.
3)
Pengajar meberikan penguatan
kepada peserta didik yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
4)
Pengajar menghargai pengalaman
dan kemampuan peserta didik agar belajar secara mandiri
5)
Pengajar menciptakan suasana
belajar yang menggembirakan seperti mengatur keindahan dan ketertiban kelas.
E.
Kerangka Konsep
Kerangka
konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan
memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007).
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada
skema berikut :
Tidak
diteliti
F. Hipotesa
Berdasarkan
permasalahan yang muncul, maka rumusan hipotesa kerja (Ha) yang Penulis ajukan
adalah sebagai berikut : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi menjadi
perawat dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses
keperawatan pada mahasiswa semester 2 keperawatan Universitas Islam Makassar.
G.
Variabel Penelitian
Identivikasi Variabel
1.
Variabel Independen
Merupakan variabel yang diduga sebagai faktor yang
menyebabkan maju mundurnya atau tinggi rendahnya prestasi belajar pada mata
kuliah konsep dasara keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa S1
keperawatan Universitas Islam Makassar
Berikut adalah Variabel independen,
pada penelitian ini adalah motivasi menjadi perawat dengan yang
berisikan :
a. Motivasi
Instrik
1)
Cita-cita Mahasiswa yang ingin
dicapai.
2)
Kesadaran dan pertimbangan
pribadi yang matang.
3)
Pemikiran akan masa depan dan
kesuksesannya
b. Motivasi
Ekstrinsik
1)
Pengaruh orang tua.
2)
Pengaruh teman.
3)
Pengaruh guru.
2.
Variabel Dependen
Disebut sebagai variabel respon atau variabel yang
dipengaruhi oleh Variabel Independen.
Berikut adalah bentuk Variabel Dependen dalam penelitian
ini sebagai akibat dari pengaruh tinggi rendahnya motivasi menjadi perawat
adalah prestasi belajar pada mata kuliah kebutuhan dasar manusia dan proses
keperawatan dengan kategori : memuaskan dan tidak memuaskan
Untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi menjadi perawat
dari seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.
Memuaskan : apa bila yang di dapat A,
B, C.
b.
Tidak memuaskan : apa bila
di dapat D, E
H.
Definisi
Operasional
Merupakan penjelasan dari semua variabel dan istilah
yang dipergunakan dalam penelitian secara
operasional, sehingga mempermudah pembaca / pengkaji dalam mengartikan
makna penelitian. Definisi Operasional dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel 2.1 di bawah ini:
BAB III
ETODe PENELITIAN
B. Desain Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan
pendekatan cross sectional yang merupakan
seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan
mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian.
memperhatikan tujuan penelitian yang ingin mengetahui hubungan antara motivasi
menjadi parawat terhadap prestasi belajar KDK maka tehnik statistik yang
digunakan adalah korelasi produk moment dari person.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan
diteliti (Notoatmojo, 1993), pada penelitian ini populasinya adalah seluruh
mahasiswa keperawatan semester 2 Universitas Islam Makassar berjumlah 105
orang.
2.
Sampel
|
n
= N
1+N.e²
Keterangan:
n =
Sampel
N =
Populasi
e² =
0,05 ² = 0,0025
= 82
Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini yaitu = 82
Responden
3.
Kriteria sampel
Kriteria Inklusif
a.
Mahasiswa keperawatan semester
2 Universitas Islam Makassar
b.
Sehat jasmani dan rohani (tidak
dalam keadaan sakit).
c.
Kooperatif dengan peneliti.
d.
Masih aktif dalam perkuliahan
Kriteria Eksklusif
a.
Tidak aktif mengikuti perkuliahan pada saat penelitian
berlangsung
b.
Tidak bersedia untuk diteliti.
c.
Dalam keadaan sakit.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi penelitian
Lokasi
penelitian yang dimaksud adalah tempat dimana peneliti akan melakukan
penelitian yaitu di universitas islam makassar
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2011
E. Tehnik Pengumpulan Data
- Pengumpulan data
a.
Data primer
Pengambilan
data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner.
b.
Data sekunder
Merupakan data yang diambil dari instansi tempat
penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian. Berupa data awal yang diperoleh
dari mahasiswa Keperawatan di Universitas Islam Makassar
F.
Tehnik
Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut
:
1. Editing
Editing yaitu memeriksa, mengamati apakah semua
pertanyaan telah terjawab, jawaban yang ada atau tertulis dapat dibaca atau
tidak, konsistensi jawaban ada / tidaknya kekeliruan lain yang mungkin dapat
mengganggu proses pengolahan data.
2. Koding
Koding yaitu melakukan pengkodean terhadap setiap
jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah.
3.
Tabulasi
Tabulasi yaitu setelah pengkodean kemudian dikelompokan
ke dalam suatu tabel untuk memudahkan menganalisis data.
4.
Evaluating
Evaluating yaitu proses penilaian pada setiap jawaban
yang diberikan oleh responden
G. Tehnik Analisa dan
Penyajian Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan
program komputer SPSS dengan uji chi
square yaitu untuk mengetahui hubungan
antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar pada matakuliah
konsep dasar keperawatan.
H.
Tehnik
Etika Penelitian
Untuk dapat melakukan penelitian, faktor yang cukup penting dan tidak boleh ditinggalkan
adalah adanya ijin penelitian dari pimpinan lembaga atau institut yang dipilih
menjadi tempat penelitian. Setelah semua surat ijin selesai, barulah peneliti
melakukan penelitian dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Lembar persetujuan menjadi responden.
Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan
diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan.
Jika subyek peneliti bersedia untuk diteliti maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut. jika menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak
akan memaksa dan akan menghormati
hak-haknya.
2.
Anonimity ( tanpa nama )
Nama subjek penelitian tidak akan dicantumkan pada
lembar quiseoner, untuk mengetahui keikutsertaan subjek, Peneliti akan memberi
kode pada lembar quiseoner.
3.
Confidetiality.
Kerahasiaan informasi dijamin oleh Peneliti dengan cara
hanya menyajikan / melaporkan kelompok data tertentu.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1.
Gambaran umum tentang lokasi penelitian
Universitas Islam Makassar disingkat UIM
adalah salah satu perguruan tinggi Islam di Kota Makassar.
UIM merupakan merger dari dua sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian (STIP) Al Gazali dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Gazali.
Pada tahun 2000 atas izin dari Dikti, maka didirikanlah Universitas Islam
Makassar dengan enam fakultas, yaitu Pertanian, MIPA, Teknik, Agama, Sospol dan
Bahasa, pada tahun 2005 di tambah lagi fakultas yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan.
2. Dekskripsi
data
a. Analisa
univariat
1) Disribusi
Tabel
4.1
Distribusi responden berhubungan
dengan motivasi instriksik menjadi perawat mahasiswa semester 2 universitas
islam makassar
No
|
Motivasi instriksik
|
n
|
%
|
1
|
Kurang
|
36
|
43,9
|
2
|
Baik
|
46
|
56,1
|
Jumlah
|
82
|
100
|
|
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil
bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi instriksik yang baik sebanyak
berjumlah 36 responden (43,9 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 46 responden
(56,1 %).
2) Data tentang tingkat prestasi belajar pada mata
kuliah konsep dasar keperawatan
Tabel 4.2
Distribusi responden berhubungan
dengan motivasi Ekstrinsik menjadi perawat mahasiswa semester 2 universitas
islam makassar
No
|
Motivasi Ekstrinsik
|
n
|
%
|
1
|
Kurang
|
40
|
48,8
|
2
|
Baik
|
42
|
51,2
|
Jumlah
|
82
|
100
|
Sumber : data primer Agustus 2011
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil
bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik yang baik sebanyak
berjumlah 40 responden (48,8 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 42 responden
(51,2 %).
Tabel
4.3
Distribusi
responden berdasarkan dokumentasi nilai prestasi balajar matakuliah konsep
dasar keperawatan mahasiswa semester 2 universitas islam makassar
No
|
Prestasi
|
n
|
%
|
1
|
Memuaskan
|
50
|
61,0
|
2
|
Kurang
memuaskan
|
32
|
39.0
|
Jumalah
|
82
|
100
|
Sumber : data primer Agustus 2011
Dari data pada tabel
2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 32 responden (39.0 %) berada pada
tingkat prestasi belajar memuaskan , 50 responnden (61.0 %) berada pada tingkat
kurang memuaskan.
b. Bivariat
Data tentang
hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar matakuliah konsep
dasar keperawatan
Tabel 4.4
Hubungan
motifasi Instrinsik dengan prestasi
Motivasi Instrinsik
|
Prestasi
|
||||||
Kurang Memuaskan
|
Memuaskan
|
Jumlah
|
P
Value
|
||||
n %
|
n %
|
n %
|
0,007
|
||||
Kurang
|
20
|
55,6
|
16
|
44,4
|
36
|
100
|
|
Baik
|
12
|
26,1
|
34
|
37,9
|
46
|
100
|
|
Jumlah
|
32
|
39,0
|
50
|
61,0
|
82
|
100
|
Sumber : data primer Agustus 2011
Berdasarkan tabel 4.4 maka
diperoleh data dari responden terdapat responden yang
memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 20 responden (55,6 %), dan responden yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi
belajar memuaskan sebanyak 16 responden (44,4 %). Dan responden yang
memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi balajar
kurang memuaskan sebanyak 12 responden (26,1 %),
sedangkan responden yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi
belajar memuaskan sebanyak 34 responden
(73,9 %).
Berdasarkan hasil
uji Chi-square maka diperoleh nilai P
= 0,007 dengan menunjukan α<0,05. Hal
ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi instrinsik menjadi perawat
dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses
keperawatan pada mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.
Tabel 4.5
Hubungan
motifasi Ekstrinsik dengan prestasi
Motivasi Ekstrinsik
|
Prestasi
|
||||||
Kurang Memuaskan
|
Memuaskan
|
Jumlah
|
P
Value
|
||||
n %
|
n %
|
n %
|
0,004
|
||||
Kurang
|
22
|
55,0
|
18
|
45,0
|
40
|
100
|
|
Baik
|
10
|
23,8
|
32
|
76,2
|
42
|
100
|
|
Jumlah
|
32
|
39,0
|
50
|
61,0
|
82
|
100
|
Sumber : data primer Agustus 2011
Berdasarkan tabel 4.3 maka diperoleh data dari
responden terdapat
responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 22
responden (55,0 %), dan responden yang
memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi belajar
memuaskan sebanyak 18 responden (45,0 %). Dan responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik
baik dengan
prestasi balajar kurang memuaskan sebanyak 10 responden (23,8
%), sedangkan responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi
belajar memuaskan sebanyak 32 responden
(76,2 %).
Berdasarkan hasil
uji Chi-square maka diperoleh nilai P
= 0,004 dengan menunjukan α<0,05. Hal
ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi Ekstrinsik menjadi perawat
dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses
keperawatan pada mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.
B.
Pembahasan
1. Motivasi Menjadi Perawat
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan
untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas
perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya.
Alasan
adanya
motivasi menjadi perawat pada responden (mahasiswa) adalah karena semakin
meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang profesional,
oleh karena itu S1 Keperawatan yang akan menghasilkan lulusan tenaga
keperawatan yang profesional pemula diharapkan mampu melakukan praktek
keperawatan ilmiah dasar secara mandiri dan berbagai kegiatan ilmiah keperawatan. ( Ma’rifin H. : 1999 ).
Menurut
Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting, yaitu : motivasi mengawali terjadinya perubahan
energi pada diri setiap individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya
“rasa/feeling”. Afeksi seseorang dan motivasi akan terangsang karena adanya
tujuan (Sardiman, 2007 : 73-74). Dalam literatur lain disebutkan bahwa yang
dimaksud motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu. Menurut Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of
Human Behavior yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2007:60), motif adalah
suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan
tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Motivasi
yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
a. Motivasi
Intrinsik
Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid
termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi
tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang
mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya
guru memberikan pujian kepada siswa.
b. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan
sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya,
murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan
tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung
informasi tentang penguasaan keahlian.
2.
Prestasi Belajar Mata Kuliah Konsep
Dasar Keperawatan
Dari
tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa seebanyak 50 responden (61,0 %) berada pada
tingkat prestasi belajar memuaskan, 32 responnden (39,0 %) berada pada tingkat
kurang memuaskan. Hal tersebut dimungkinkan oleh karena adanya rasa percaya
diri dari responden yang merupakan
perwujudan dirinya untuk
bertindak dan mencapai tujuan (berhasil) Dari segi perkembangan, rasa percaya
diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar
diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “Perwujudan diri”
yang diakui oleh guru atau dosen dan rekannya. (Dimyati :
1999).
Menurut Djalal (1986:
4) bahwa “prestasi belajar adalah
gambaran kemampuan mahasiswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar
mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan menurut Kamus bahasa
Indonesia Millenium (2002: 444) ”prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau dikerjakan”. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah
prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah
menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Ada banyak pengertian
tentang prestasi belajar. Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksudkan
dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah
yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar.
Prestasi belajar
merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah
dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak
diperlukan suatu pengukuran. “Pengukuran adalah proses penentuan luas/kuantitas
sesuatu” (Nurkancana, 1986: 2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa
dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab.
Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan
informasi kemampuan siswa. Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka
yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa, serta untuk dapat
memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil
tes inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh
mahasiswa.
Prestasi belajar
sebagai hasil dari proses belajar mahasiswa biasanya pada setiap akhir semester
atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku laporan prestasi belajar
mahasiswa atau raport. merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh dosen
mengenai kemajuan atau prestasi belajar (Suryabrata, 1984). Prestasi belajar
mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik, pendidik, wali
murid dan insititusi, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan manifestasi
dari prestasi belajar mahasiswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan terhadap mahasiswa yang bersangkutan maupun insititusi. Prestasi
belajar merupakan kemampuan mahasiswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang dicapai mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Hubungan Motivasi Instrinsik dengan
Prestasi Belajar
Berdasarkan
hasil penelitian
diketahui bahwa dari 82 responden
yang memiliki motivasi instriksik yang baik sebanyak 36 responden (43,9 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 46 responden (56,1 %). Dan berdasarkan hasil uji Chi-square maka
diperoleh nilai P = 0,007 dengan
menunjukan α<0,05. Hal ini menunjukan
bahwa ada hubungan antara motivasi instrinsik menjadi perawat dengan prestasi
belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada
mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002), dimana hasil penelitiannya yang menggunakan analisa
statistik correlation pearson, maupun hasil Chi-Square Test menunjukan bahwa pada taraf kemaknaan P = 0.04, antara variable “motivasi
instrinsik menjadi perawat” dengan “prestasi belajar MA.105 “ terdapat hubungan
yang sangat signifikan. Dimana hasil
penelitiannya lebih memfokuskan kepada peningkatan prestasi belajar karena
Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih
ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek belajar.
Hasil belajar dari kegiatan belajar
disebut juga dengan prestasi belajar. Hasil atau prestasi belajar subjek
belajar atau peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Menurut
Woodworth dan Marquis (dalam Sri, 2004 : 43) prestasi belajar adalah suatu
kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes.
Berdasarkan
hasil penelitian terdapat responden yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 20
responden (55,6 %). Hal ini karena kurangnya motivasi instrinsik yang dimiliki
oleh responden sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya, karena motivasi
instrinsik ini adalah hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang
terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri, seperti ingin mendapat
pengetahuan, nilai atau ketrampilan agar dapat merubah tingkah lakunya secara
konstruktif.
Responden
yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi belajar
memuaskan sebanyak 16 responden (44,4 %). Hal ini
karena prestasi belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, tetapi
juga dipengaruhi oleh factor-faktor lain seperti adanya dorongan dari orang
lain sehingga itu dapat meningkatkan prestasi belajar dari seseorang tersebut.
Responden
yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi balajar
kurang memuaskan sebanyak 12 responden (26,1 %). Hal
ini karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat menurunkan prestasi
belajar responden seperti tidak adanya hubungan yang erat antara dosen dengan
mahasiswa, serta kurangnya diberikan pemahaman-pemahaman yang lebih tentang
pentingnya mempelajari mata kuliah konsep dasar keperawatan di universitas
islam makassar.
Responden
yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi belajar
memuaskan sebanyak 34 responden (73,9 %). Hal ini karena motivasi
instrinsik memang menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa atau responden. Dimana motivasi ini muncul dari kesadaran
diri sendiri dengan tujuan esensial bukan sekedar simbul dan seremonial (Pujian
atau ganjaran). Motivasi ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Bentuk motivasi ini seperti : cita-cita yang ingin didapat, kesadaran dan
pertimbangan pribadi yang matang,
pemikiran akan masa depan tentang
kesuksesan.
Teori menyebutkan setiap individu memiliki
kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam
aktivitas sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah
“motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena
itu, perbuatan seseorang yang diadasarkan atas motivasi tertentu mengandung
tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Istilah motivasi yang berasal
dari kata motif, dapat diartikan sebagai
kekuatanyang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung. Tapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah laku.(Hamzah, 2006).
4. Hubungan
Motivasi Ekstrinsik dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik yang baik
sebanyak berjumlah 40 responden (48,8 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 42
responden (51,2 %). Dan berdasarkan hasil uji Chi-square maka diperoleh nilai P = 0,004 dengan menunjukan α<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada
hubungan antara motivasi Ekstrinsik menjadi perawat dengan prestasi belajar
mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa
semester 2 Universitas Islam Makassar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saiful
(2002), dimana hasil
penelitiannya yang menggunakan analisa statistik correlation pearson,
maupun hasil Chi-Square Test
menunjukan bahwa pada taraf
kemaknaan P = 0.02, antara variable
“motivasi ekstrinsik menjadi perawat”
dengan “prestasi belajar MA.105 “
terdapat hubungan yang sangat
signifikan. Dimana hasil
penelitiannya menunjukan bahwa dengan adanya motivasi
ekstrinsik, itu akan menambah semangat pada seseorang untuk bisa menjadi yang
lebih baik, maka dengan itu akan meningkatkan prestasi belajar pada orang
tersebut.
Sesuai
teori mengatakan bahwa alasan yang mendasar yang memicu tingginya motivasi
menjadi perawat pada responden yakni adanya keinginan untuk mengaktualisasikan
diri dan adanya pengakuan serta penerimaan yang positif dari profesi-profesi
lain terutama profesi dokter (medis). Perawat adalah profesi yang merupakan
partner profesi medis dan profesi kesehatan lainnya, dan mempunyai hak otonomi
dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dibenarkan oleh teori motivasi
“Maslow” (ingin dihargai dan diakui serta adanya kebutuhan untuk aktualisasi).
Berdasarkan
hasil penelitian terdapat responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 22
responden (55,0 %). Hal ini terjadi karena
tidak adanya dorongan yang kuat yang dimiliki oleh responden, sehingga motivasi
ekstrinsik yang dimilikinya juga kurang, dimana teori mengatakan bahwa tingkah
laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu
kebutuhan. Dorongan tersebut adalah suatu yang dibawa sejak lahir atau bersifat
instrinsik, dapat dikembangkan melalui belajar dan pengalaman dimasa lalu
sehingga berbeda untuk tiap orang (Morgan , 1986)
Responden
yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi belajar
memuaskan sebanyak 18 responden (45,0 %). Hal ini karena walaupun tidak terdapatnya
motivasi ekstrinsik pada seseorang, namun dia memiliki motivasi instrinsik,
sehingga hal itulah yang meningkatkan keinginan untuk belajar pada seseorang. Pada
saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia
tidak belajar maka responnya menurun Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan
kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar
orang memiliki 41 ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya
kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan,
dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. (Dimyati dan Mudjiono,
2002).
Responden
yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi balajar
kurang memuaskan sebanyak 10 responden (23,8 %). Hal ini karna adanya pengaruh-pengaruh lain
seperti adanya pengaruh dari kurangnya motivasi pada diri sendriri, sehingga
walau bagaimanapun tingginya motivasi dari orang lain, maka itu tidak akan
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada orang tersebut.
Responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi
belajar memuaskan sebanyak 32 responden
(76,2 %). Hal ini berdasarkan teori bahwa
semakin tinggi motivasi ekstrinsik yang di miliki oleh seseorang, maka semakin
baik dan memuaskan prestasi belajar yang di raih seseorang, Dimana dalam hal
ini belajar adalah merupakan peranan utama yang menjadikan seseorang memiliki
prestasi belajar yang memuaskan. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli,
belajar dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada
diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuan
masingmasing, sehingga diperoleh pengetahuan baru yaitu dalam bentuk
penguasaan, penggunaan maupun penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang
merupakan perubahan atau peningkatan perolehan dari berbagai keadaan
sebelumnya.
Makin besar motivasi yang muncul
akan makin berhasil pula pelajaran/aktivitas itu. Disamping hal – hal yang
telah disebutkan di atas, tidak kalah pentingnya bahwa motivasi itu akan sangat
dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti : Cita-cita atau aspirasi peserta
didik, kemauan peserta didik, kondisi
fisik dan psikologis peserta didik, kondisi lingkungan peserta didik, unsur –
unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, fasilitas dan sarana yang ada,
sumber daya dan dana yang tersedia.
Bab V
penutup
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kampus universitas ialam
makassar, maka peneli menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dari
hasil penelitian diketahi bahwa motifasi Ekstrinsik responden dengan kategori
baik lebih banyak, dibandingkan motivasi Ekstrinsik dengan kategori kurang.
2. Dari
hasil penelitian diketahi bahwa motifasi Instrinsik responden dengan kategori
baik lebih banyak, dibandingkan motivasi Instrinsik dengan kategori kurang.
3. Dari
hasil penelitian diketahi bahwa prestasi belajar responden dengan kategori baik
lebih banyak, dibandingkan prestasi balajar responden dengan kategori kurang.
4.
Ada hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan
perstasi belajar matakuliah konsep dasar keperawatan
B. Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka penulis
mencoba memberikan saran pada institusi pendidikan terutama pada staf akademik
selaku pengelola program pendidikan dalam rangka menumbuh kembangkan dan
meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik (mahasiswa) beberapa saran
yang dapat dikemukakan pada staf akademik, antara lain :
1. Institusi
pendidikan
Sebagai lembaga penyelenggara program pendidikan S1
perawatan dalam upaya menghasilkan tenaga-tenaga profesional pemula yang
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dibidang keperawatan yang handal
untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat khususnya dibidang
kesehatan, perlu melakukan :
a.
Penataan dan pembinaan sistem pendidikan tinggi
keperawatan sebagai pendidikan profesi yang bermutu dengan menerapkan standar
profesional pendidikan tinggi keperawatan.
b. Menyusun
dan menerapkan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan dalam berbagai bentuk
pengalaman belajar yang digunakan secara baik dan benar mengacu pada kurikulum nasional.
c. Mengembangkan
dan membina sumber daya pendidikan khususnya staf akademi, keperawatan dalam
kelompok pengampu cabang ilmu keperawatan serta rumah sakit pendidikan
keperawatan.
2. Dosen/staf
pengajar
Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar, pendidik
dan pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peran
ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam
berbagai interaksi, baik dengan peserta didik, sesama guru maupun dengan staf
lain. Salah satu peran guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai
motivator, ini penting artinya dalam rangka meningkatkan, menggairahkan dan
mengembangkan kegiatan belajar peserta didik. Upaya dosen/staf pengajar untuk
meningkatkan motivasi belajar dengan cara :
a. Optimalisasi
penerapan prinsip belajar
b.
Optimalisasi unsur dinamis
balajar dan pembelajaran
c.
Optimalisasi pemanfaatan pengalaman
dan kemampuan peserta didik
d.
Pengembangan cita-cita dan
aspirasi belajar
3. Mahasiswa
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar kalau pada
dirinya ada keinginan untuk belajar.
Ada 2 (dua) unsur motivasi sebagai dasar permulaan yang baik untuk
belajar :
a.
Mengetahui apa yang akan dipelajari
b.
Memahami mengapa hal tersebut harus dipelajari,
mengingat kedua unsur tersebut mempengaruhi kegiatan belajar.
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN QUISIONER DAN DAFTAR
QUISIONER
A. PETUNJUK PENGIJIAN QUISIONER
1.
Bacalah denga teliti setiap
pertanyaan maupun item jawabannya.
2.
Isilah salah satu dari 4 (empat) alternatif
jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan dan pendapat saudara,
dengan mencantumkan kode huruf pada kotak yang telah disediakan disampingnya.
3.
Diharapkan semua pertanyaan dapat dijawab / diisi.
4.
Dalam menjawab pertanyaan
hendaknya jangan terpengaruh / melihat orang lain karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
5.
Setelah semua Quisioner penelitian ini diisi, mohon diserahkan
kembali kepada kami, terima kasih.
SELAMAT MENGERJAKAN
=======================
Lampiran 3
DAFTAR
QUISIONER UNTUK MENGGALI
“MOTIVASI
MENJADI PERAWAT” PADA MAHASISWA
KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
A. Cita-cita yang ingin dicapai
1.
Alasan saya memasuki S1 keperawatan
:
- Sesuai cita-cita saya.
- Mengikuti teman-teman
- Disuruh orang tua
- Basa basi saja.
2.
Perasaan saya setelah diterima
di S1 keperawatan .
- Senang sekali
- Biasa saja,
- Kurang senang
- Tidak senang
3.
Tujuan
saya masuk S1 keperawatan :
a.
Atas kesadaran bahwa Tugas
keperawatan sangat bermanfaat bagi masyarakat
b.
Agar memperoleh pekerjaan
dengan cepat dan mudah
c.
Hanya untuk kepentingan
keluarga dan diri pribadi
d.
Menambah predikat menjadi Mahasiswa Keperawatan.
B. Kesadaran dan pertimbangan pribadi
yang matang
4.
Pertimbangan
saya memasuki S1 keperawatan ialah :
- Memang cocok dengan potensi / jiwa saya.
- Nantinya bisa menolong sesama manusia yang menderita.
- Mudah untuk mendapatkan uang
- Dari pada tidak diterima disekolah lain
5.
Anggapan
saya terhadap mata kulaih KDK
- Penting sekali, oleh sebab itu saya perlu memperdalamnya
- Penting sekali dan harus diikuti terus
- Sulit sekali, tetapi karena merupakan mata kuliah, harus diikuti
- Sukar dimengerti, sehingga saya malas mempelajarinya.
C. Pemikiran akan masa depan dan
kesuksesannya.
6.
Tanggapan
saya terhadap profesi keperawatan :
- Profesi yang akan berkembang terus dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat
- Profesi yang biasa-biasa saja
- Profesi yang sedikit sekali perkembangannya.
- Suatu profesi yang tak berkembang dan kurang berguna.
7.
Saya
mempunyai perkiraan bahwa nantinya apabila jadi
perawat. saya akan :
- Berguna bagi diri, keluarga dan masyarakat
- Berguna bagi diri sendiri dan keluarga
- Berguna bagi diri sendiri saja.
- Kurang berguna karena saya kurang sreg dengan profesi perawat.
8.
Hal yang
akan saya lakukan untuk memperdalam ilmu perawatan :
a.
Banyak membaca buku-buku yang
berkaitan dengan keperawatan
b.
Belajar dari hasil perkuliahan
c.
Belajar dari teman
d.
Saya belajar kalau ada waktu
D. Pengaruh Orang Tua
9.
Sikap
orang tua saya, setelah saya masuk di S1 keperawatan :
- Sangat mendukung.
- Biasa saja.
- Kurang begitu mendukung
- Tidak mendukung.
10.
Menurut
orang tua saya setelah saya lulus S1 keperawatan :
- Menjadi seorang profesional dalam bidang keperawatan.
- Cepat mendapatkan pekerjaan.
- Mengikuti jejak orang tua yang Perawat.
- Tidak ada cita-cita yang jelas.
11.
Peran
orang tua saat saya masuk di S1 keperawatan :
- Memberikan dukungan penuh untuk masuk S1 keperawatan
- Orang tua Saya yang memberikan alternatif pendidikan / sekolah
- Memyerahkan sepenuhnya kepada saya dalam memilih sekolah
- Yang penting saya sekolah
12.
Tanggapan
keluarga saya setelah saya masuk di S1 keperawatan :
- Sangat senang
- Biasa-biasa saja
- Tidak berespon
- Kurang senang
E. Pengaruh Teman
13.
Tanggapan
teman dekat saya setelah saya diterima di S1 keperawatan :
- Banyak memberi dukungan serta respon yang positif
- Biasa – biasa saja
- Diam saja tanpa komentar
- Malah merayu saya untuk mengurungkan niat untuk masuk S1 keperawatan
14.
Saya
memasuki S1 keperawatan karena :
a.
Pengaruh kelompok belajar yang
sering membicarakan tentang S1 keperawatan
b.
Pernah dibicarakan teman,
sehingga menimbulkan keinginan saya masuk di S1 keperawatan
c.
Kurang mampu diperguruan tinggi lainnya
d.
Sebagai pelarian saja
E. Pengaruh dari Guru
15.
Tanggapan
guru SMA setelah saya diterima di S1 keperawatan :
- Sangat mendorong dan memberi pengertian tentang pengabdian sebagai Perawat
- Biasa saja
- Kurang memberi pengertian dan dorongan.
- Tidak ada tanggapan maupun perhatian
16.
Yang
dilakukan Guru saya waktu di SMTA :
- Sering memberikan pengertian tentang peluang-peluang S1 keperawatan
- Pernah 2 sampai 3 kali membicarakan S1 keperawatan
- Perna memberikan penjelasan saat acara bagi rapot
- Sama sekali belum pernah membicarakan tentang S1 keperawatan.
17.
Sikap
dosen saat awal-awal memberi pelajaran di S1 keperawatan :
a.
Banyak membahas tentang prospek
profesi perawat
b.
Beberapa dosen saja yang menyinggung soal profesi perawat
c.
Baru satu dua kali menyinggung tentang profesi perawat
d.
Biasa-biasa saja
18.
Upaya
yang dilakukan guru SMA dalam mensosialisasikan S1 keperawatan :
- Disamping dijelaskan secara lengkap ditiap kelas, juga pengumumannya dipasang di mading
- Diberikan pengumuman di saat upacara dan dipasang di mading
- Langsung dipasang di mading
- Tanpa pengumuman dan sosialisasi
SELAMAT MENGERJAKAN
CURICULUM VITAE
Nama : JUNAIDIN
Nim : 07.071.014.062
TTL : Bima, 31 Desember 1986
Suku/Bangsa :
Bima/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : JLn . Poltek
km 10 Tamalanrea
No. Tlp :
085343857766
Riwayat
Pendidikan
SDN Kalampa
Sari :
1996 - 2001
SLTP Negeri 2 Woha : 2001 - 2003
SMA Negeri 1 Belo : 2003 - 2005
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Makassar Tahun 2007-2011