Kesehatan

Rabu, 15 Juni 2016

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH Konsep dasar keperawatan DAN PROSES KEPERAWATAN PADA MAHASISWA

SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH Konsep dasar keperawatan DAN PROSES KEPERAWATAN  PADA MAHASISWA semester II
universitas islam makassar

OLEH :
JUNAIDIN
07 071 014 062

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2011

B A B I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
      Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam masyarakat modern, baik dari segi politik maupun dari segi ekonomi. Oleh karena itu, pendidikan adalah hal yang penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. (Menurut G.W.Denemark dalam Hamalik (2004:1)
Negara Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang dalam masa berkembang sedang menghadapi permasalahan yang serius dalam dunia pendidikan yaitu rendahnya kualitas pendidikan. Hal ini mengakibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia kalah bersaing pada tataran wilayah Asia. Implikasi dari rendahnya kualitas pendidikan tersebut yaitu rendahnya produktivitas SDM, rendahnya daya saing dan rendahnya mutu SDM. Problem bangsa Indonesia ini harus menjadi agenda utama dalam melaksanakan pembangunan nasional, sehingga bangsa Indonesia mampu mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain di dunia ( di unduh dari Faradilla.blog.spot. tanggal 29 Juni 2011)
1
 
Prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi merupakan salah satu tolok ukur kualitas SDM Indonesia dan alat untuk mengukur keberhasilan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Oleh karena itu, perguruan tinggi sebagai basis perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia memiliki peran strategis untuk melakukan berbagai langkah-langkah konkrit dalam upaya menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi.
Kualitas SDM suatu negara dan kesuksesan pembangunan nasional ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa khususnya bagi bangsa Indonesia sebagai Negara berkembang. Sejalan dengan pembangunan nasional pada hakekatnya membangun manusia Indonesia seutuhnya adalah membangun masyarakat Indonesia guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik spiritual atau material, pemerintah memberikan penegasan tentang pendidikan harus diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa dan kualitas SDM (Djiyanti dan mujiono, 2002).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan di Indonesia terus mengembangkan diri guna menjawab berbagai tantangan yang muncul, Institusi pendidikan tersebut menata diri dengan berbagai perubahan-perubahan. Termasuk didalamnya adalah program pendidikan S1 Keperawatan yang merupakan jenjang pendidikan tinggi profesi keperawatan dengan mendidik lulusan sekolah menengah tingkat atas (SLTA). Pada mulanya mereka – mereka yang masuk jenjang pendidikan S1 Keperawatan, terdorong oleh karena keinginan yang besar ingin menjadi seorang perawat sehingga dengan keiginan yang besar untuk menjadi perawat tersebut mereka mampu melaksanakan tugas-tugas keperawatan dengan baik dan benar. (Surya Brata, 1989)
Munculnya berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya kualitas dari para lulusan S1 keperawatan  dewasa ini, berawal dari sistem seleksi penerimaan peserta didik yang kurang memperhatikan unsur motivasi dari para calon peserta didik itu sendiri karena lebih banyak mengandalkan seleksi tes kognitif pada ujian tulis, disamping itu juga telah banyaknya terdapat institusi   akademik keperawatan baik negeri maupun swasta sehingga dalam hal ini tiap institusi lebih cendrung kehal yang bersifat kuantitas dari pada kualitas yang berdampak pada kurang diperhatikan ujian seleksi masuk pada institusi-isntitusi yang terkait. Ditambah lagi faktor desakan orang tua yang memaksa putra-putrinya untuk masuk S1 keperawatan walaupun pada dasarnya putra – putrinya tersebut tidak memiliki kemauan untuk menggeluti profesi Keperawatan. akhmadsudrajat. (wordpress.com/ 2008/02/06/teori-teori-motivasi)
Faktor psikologis merupakan faktor dari dalam yang merupakan hal utama yang menentukan intensitas belajar yang meliputi: minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif (Djamarah, 2002). Minat adalah kecenderungan subyek yang mantab untuk merasa tertarik pada studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 2004).
Setiap kegiatan belajar mengajar pasti akan ditemukan mahasiswa yang malas berpartisipasi dan aktif berpartisipasi mengikuti pelajaran. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap aktifitas belajar. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai minat karena minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan semangat belajar mahasiswa dalam rentang waktu tertentu (Djamarah, 2002).
Namun perkembangannya dewasa ini sangatlah berbeda, mereka yang memasuki pendidikan S1 keperawatan tidak lagi didasari atas adanya motivasi atau panggilan jiwa untuk menjadi perawat, akan tetapi lebih banyak berorentasi karena ingin secepanya mendapatkan suatu pekerjaan. Hal tersebut didukung oleh data 2 ( dua ) tahun terakhir ini yang menunjukan bahwa ada beberapa mahasiswa  yang mengulang yang diakibatkan oleh hasil prestasi belajar yang tidak mencapai standar kelulusan.
Disatu sisi bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran itu akan sangat ditentukan oleh adanya motivasi yang kuat untuk menjadi seorang perawat, yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas / mutu dari pada lulusan itu sendiri, dimana mutu / kualitas dari lulusan inilah yang menentukan tingkat kepercayaan konsumen / Masyarakat terhadap jasa profesi perawat. (Postet on 29 ampril 2009 by grahacendekia)
 Untuk memahami dan mengetahui ada atau tidaknya motivasi menjadi seorang perawat itu, Penulis mencoba menghubungkannya dengan prestasi belajar pada mata kulia konsep dasar keperawatan (KDK) dan proses keperawatan  dengan pertimbangan bahwa mata kuliah ini sangat banyak membahas tentang pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan tentang pelaksanaan proses keperawatan yang merupakan tugas pokok dari profesi perawat itu sendiri, disamping itu mata ajaran  inipun memiliki bobot kredit semester yang tinggi yaitu 4 (Empat) SKS.
Sarjana Keperawatan Universitas Islam Makassar yang merupakan salah satu institusi pendidikan S1 Keperawatan yang sejak tahun 2005 telah menerima  mahasiswa dengan latar belakang pendidikan tamatan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) dan lulusan dari SMU ( SLTA ) dengan harapan agar mampu menghasilkan lulusan perawat profesional sesuai yang diharapkan. 
Untuk mencapai tujuan tersebut dan menyikapi berbagai fenomena yang terjadi diatas maka pengelolah institusi keperawatan Universitas Islam Makassar (UIM) harus mencoba untuk menata sistem penerimaan Mahasiswa baru dengan berbagai cara dan tehnik yang memadai antara lain dengan menyelenggarakan sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru secara ketat dan bertahap dengan melalui ujian tulis, ujian lisan dan ujian psikotest. Bentuk ujian psikotest inilah yang dapat memberikan gambaran secara tepat dan benar tentang motivasi calon peserta didik dalam memasuki jenjang pendidikan tinggi S1 keperawatan Universitas Islam Makassar sehingga mampu mendapatkan colon peserta didik yang siap mengabdikan dirinya dalam profesi keperawatan secara tulus dan ikhlas.

B.     Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan pada awal tulisan ini,  dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Apakah ada hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan “


C.    Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dibagi atas 2  (dua) tujuan, yaitu :
  1. Tujuan Umum
Untuk melihat gambaran umum apakah ada hubungan  antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar khususnya pada mata kuliah konsep dasar keperawatan (KDK) dan proses keperawatan.
  1. Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui  tingkat motivasi menjadi perawat pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Islam Makassar.
b.      Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar khususnya mata kuliah konsep dasar keperawatan (KDK) dan proses keperawatan. Pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Islam Makassar.
c.       Untuk mengetahui hubungan antara motivasi menjadi perawat  dengan prestasi belajar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan (KDK) dan proses perawatan.

D.    Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
a.       Memberikan kontribusi kepada pengelolah program studi S1 keperawatan Universitas Islam Makassar untuk dapat merumuskan tehnik dan cara seleksi peserta didik dengan baik.
b.      Memperbaiki proses / strategi pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar Peserta didik.
2. Bagi Profesi
Mendapatkan hasil lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan masyarakat dan profesi keperawatan.
3.    Bagi Peneliti
Sebagai masukan pengetahuan tentang pentingnya ada dasar motivasi untuk menjadi perawat.

E.     Relevansi penelitian
Penelitian ini sangat relevan sekali dengan upaya peningkatan SDM bagi tenaga-tenaga  perawat profesional karena terkait dengan hal-hal sebagai berikut :
            1.      Motivasi menjadi perawat adalah hal yang sangat penting bagi peserta didik apabila telah memilih profesi perawat sebagai saluran untuk  mengabdikan diri dalam bidang keperawatan.
            2.      Dengan didasari motivasi yang kuat untuk menjadi perawat,  akan meningkatkan prestasi belajar terutama mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan.







BAB   II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Dasar Motivasi
  1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif’ yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Dengan demikian motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif  menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak.
Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu (Menurut Koeswara  Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 80)
8
 
Siti Partini Suardiman dalam bukunya psikologi sosial, mendefinisikan pengertian motivasi sebagai berikut “Motivasi adalah sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu”. Pendapat lain mengatakan  “Motivasi” adalah : perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya  Feeling  dan didahului tanggapan terhadap adanya tujuan.”Mc Donald, Frederick (1959).
Pengertian ini mengandung 3 elemen penting sebagai berikut :
a.       Bahwa motivasi akan mengawali perubahan energi pada diri setiap individu manusia.
b.      Motivasi ditandai dengan munculnya rasa / Feeling afeksi seseorang.  Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan afeksi  dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c.       Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan.
Jadi Motivasi itu adalah sesuatu hal yang dapat membuat seseorang untuk berbuat demi mencapai tujuan.
  1. Teori Motivasi
Ada cukup banyak teori-teori tentang motivasi yang telah dikemukan oleh para ahli antara lain :
a. Teori motivasi kebutuhan maslow
Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia yang bersifat hirarkis dan dikelompokkan menjadi 2  (dua) yaitu :
1)      Kebutuhan defisiensi.
Adalah kebutuhan-kebutuhan fisiologis, keamanan, dicintai serta diakui dalam kelompoknya dan kebutuhan harga diri / prestasi. Kebutuhan defisiensi tergantung pada orang lain.
2)      Kebutuhan pengembangan.
Adalah kebutuhan aktualisasi diri, keinginan untuk mengetahui dan memahami, kebutuhan estetis.. Kebutuhan pengembangan ini tidak memerlukan orang lain, Ia menjadi lebih tergantung pada diri sendiri.
b.      Teori Dorongan. (drive theorie)
Teori ini mengatakan bahwa tingkah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Dorongan tersebut adalah suatu yang dibawa sejak lahir atau bersifat instrinsik, dapat dikembangkan melalui belajar dan pengalaman dimasa lalu sehingga berbeda untuk tiap orang (Morgan , 1986)
c.       Teori Motivasi kompetensi (competence Motivation)
Teori ini berasal dari Robert White, yang mengatakan bahwa setiap manusia mempunyai keinginan untuk menunjukan kompetensi dengan menaklukkan lingkungannya.
d.      Teori Fisiologi.
Teori ini juga disebut Behavior Theories. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasaan dan kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan tentang makan,minum, udara dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang.
e.       Teori Psikoanalitik.
Teori ini mirip dengan teori intrinsik, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yaitu Id dan ego dan super ego. Tokoh dari teori ini adalah  S.Freud.
  1. Macam – Macam Motivasi
a.    Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
1)      Motivasi bawaan.
Adalah motivasi yang dibawah sejak lahir, motivasi itu muncul tanpa dipelajari. Motivasi ini sering kali disebut motivasi yang disyaratkan secara biologis (Physiologis Drives), misalnya dorongan untuk makan, dorongan untuk pekerjaan dan lain-lain :
2)      Motivasi yang dipelajari.
Adalah motivasi yang timbul karena dipelajari. Motivasi ini seringkali disebut motivasi yang disyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain (Affiliative Needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan lain-lain.
b.    Motivasi menurut Woodworth dan Marquis.
1)   Motivasi kebutuhan organik.
Motivasi ini sama dengan motivasi physiological drives, misalnya kebutuhanmakan, minum dan lain-lain.  
2)        Motivasi darurat.
Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar, misalnya : dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas dan lain-lain.
3)      Motivasi Obyektif.
Motivasi ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,manipulasi untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
c.    Motivasi jasmaniah dan rohani
1) Motivasi Jasmani, misalnya : refleks, instink dan nafsu
2) Motivasi rohani, misalnya : kemauan akan sesuatu.
d. Motivasi berdasarkan sifatnya.
1)   Motivasi intrinsik.
Adalah motivasi yang menjadi sifat atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya : kegiatan belajar),  maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri, seperti ingin mendapat pengetahuan, nilai atau ketrampilan agar dapat merubah tingkah lakunya secara konstruktif. Motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial bukan sekedar simbul dan seremonial (Pujian atau ganjaran). Motivasi ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Bentuk motivasi ini seperti  : cita-cita yang ingin didapat, kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang,  pemikiran akan masa depan tentang  kesuksesan
2)   Motivasi Ekstrinsik.
Adalah motivasi yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan tidak  secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukan itu motivasi aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya :seseorang itu belajar karena tahu besok akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Perlu ditegaskan bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting sebab kemungkinan besar keadaan seseorang itu dinamis, berubah-ubah sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Bentuk teori ini seperti pengaruh Orang tua, pengaruh teman dan pengaruh guru

B.     Konsep Prestasi  belajar
1.      Defenisi
Kegiatan belajar sesungguhnya dilakukan oleh semua makhluk yang hidup, mulai dari bentuk kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks. Efektivitas kegiatan belajar tersebut bergantung pada tingkat kerumitan jenis kehidupannya. Manusia sebagai makhluk yang unik, melakukan kegiatan belajar dengan cara dan sistem yang unik pula. (Hamalik 2007 : 106)
Pandangan baru menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan latihan. Menurut Romine yang dikutip Hamalik (2007 : 106) berpendapat, bahwa ”learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing” Skinner dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2002 : 9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki 41 ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 10)
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus – menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 13)

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuan masingmasing, sehingga diperoleh pengetahuan baru yaitu dalam bentuk penguasaan, penggunaan maupun penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perubahan atau peningkatan perolehan dari berbagai keadaan sebelumnya.
Teori belajar atau sering disebut juga konsepsi Belajar yaitu suatu konsep pemikiran yang dirumuskan mengenai bagaimanakah proses belajar itu terjadi.
 Ada beberapa teori atau konsep tentang belajar yaitu :
a.       Konsepsi-konsepsi yang disusun atas dasar pemikiran spekulatif. Yang termasuk dalam konsep ini adalah :
1)        Belajar menurut ahli-ahli golongan sosialistik.
2)      Belajar menurut golongan kontra reformasi.
3)      Belajar menurut konsepsi ahli psikologi daya.
4)      Belajar menurut pendapat Herbart dengan teori “Tanggapan”.
b.      Coneksionisme atau Bond psykology dasar dari teori ini adalah asosiasi antara kesan panca indera dengan impuls-impuls untuk bertindak.
c.       Clasical conditioning.
Teori ini disebut juga pavlovionisme, disebut demikian karena peletak dasar dari aliran ini ialah Ivan Patroviotch Pavlov (1849-1936).
d.      Behaviorisme
Tokohnya adalah J.B. Watson, dengan pokok pendapatnya adalah masalah obyek psikologi dan masalah metode.
e.       Operant conditioning
Teori ini disebut teori Skinner, karena teori ini dikemukakan oleh Skinner
2.      Faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) si subjek belajar.
Secara garis besar dapat dibagi dalam 2 hal, yaitu :
a.       Faktor Interent : yaitu faktor-faktor yang berada pada  diri individu itu sendiri, seperti :
1)      Faktor fisiologi, yang terdiri dari :
a) Kematangan fisik
b) Keadaan indera dan 
c) Kesehatan jasmani.
2)      Faktor psikologi. Yang terdiri dari :
a) Motivasi
b) Emosi dan sikap dan
c) Intelegensi.
b.      Faktor Eksterent : yaitu faktor yang berada diluar individu itu sendiri, faktor inipun dapat dibagi 2 , yaitu :
1) Faktor non sosial. Yang terdiri dari :
a) Alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran,
b) Metode pembelajaran dan
c) Keadaan lingkungan sekitar.
2) Faktor sosial,yang terdiri dari :
a) Manusia yang hadir dan  
b) Alat pembelajaran.
3.    Prestasi belajar
Prestasi belajar yaitu hasil yang diperoleh akibat perbuatan belajar. Siswa dan guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam kegiatan proses pembelajaran sudah barang tentu menginginkan prestasi belajar yang dicapai adalah maksimal, dan untuk mengetahui hasil prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa /  siswa akan dilakukan evaluasi dengan tehnik dan cara yang biasa digunakan adalah :
a.       Tehnik test : yang terdiri dari 3 macam yaitu : Test diagnostik, test formatif dan test sumatif.
b.      Tehnik non test yang terdiri dari : Rating scala, quistioner, check list, Interview, observasi dan biografi.



C.    Gambaran Matakuliah Konsep Dasar Keperawatan dan Proses Keparawatan
1. Diskripsi Mata Ajaran.
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang dikeluarkan sesuai dengan kurikulum pendidikan Akademi Perawat tahun 1984 yang diberlakukan mulai tahun 1984 sampai saat ini, membahas tentang berbagai macam / bentuk kebutuhan dasar manusia dan konsep dasar tentang proses keperawatan yang merupakan tugas utama dari pada profesi keperawatan. Dengan kredit  semester  8 SKS, masing – masing 4 SKS untuk semester satu dan dua
2. Materi Bahasan Mata Ajaran KDK
a.       Kebutuhan dasar manusia (Abraham MASLOW) yang terdiri dari :
1) Kebutuhan Fisiologis/Biologis meliputi Kebutuhan agar dapat melanjutkan kehidupan yaitu :
a) Kebutuhan Oksigen ada Pertukarannya (O2 dan CO2)
b) Kebutuhan Cairan, Makanan, Minuman dan keseimbangannya
c) Kebutuhan eliminasi, perlindungan, Istirahat, aktifitas dan sex.
2) Kebutuhan Keselamatan/keamanan meliputi kebutuhan akan perlindungan dari udara dingin dan panas, kecelakaan, infeksi, bebas dari ketakutan dan kekecewaan serta kecemasan yaitu Bebas dari bahaya yang disebabkan oleh penyakit atau kuman :
a) Bahaya Kimia.
b) Bahaya yg mengancam tubuh.
c) Bahaya yg disebabkan oleh suhu.
3) Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki artinya mengandung arti yg luas tidak hanya seseorang tetapi terhadap suatu kelompok, perkumpulan, bangsa dll. Termasuk juga cinta dan rasa memiliki adalah memberikan dan menerima kasih sayang, persahabatan, kekompakan, peran yang memuaskan dll.
4) Kebutuhan akan harga diri artinya penghargaan terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, mempunyai wibawa dan martabat serta pengakuan.
5)  Kebutuhan akan perwujudan diri/aktualisasi diri meliputi :
a) Realistik yaitu meliputi melihat kehidupan secara objektif  tentang apa yg di observasi.
b) Dapat dan cepat menyesuaikan diri dgn orang lain atau    lingkungan.
c) Mempunyai persepsi yang luasdan tegas.
d) Akurat dan dapat dipercaya dlm memprediksikan kejadian yang akan datang.
e) Mempunyai dugaan yg benar terhadap suatu kebenaran dan        kesalahan.
f) Mengerti seni musik, politik dan filosofi atau falsafah hidup.
g) Rendah hati dan mendengarkan dengan penuh perhatian.
h) Mempunyai dedikasi untuk bekerja sama
 b. Prosess Keperawatan terdiri dari : konsep dasar tentang proses keperawatan, Sistem kesehatan Nasional, Pendidikan kesehatan.

D.    Hubungan Motivasi dan Prestasi.
1.  Fungsi Motivasi dalam Belajar / Beraktivitas.
Dalam aktivitas / kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. (Motivasi is an essentia condition of leaning). Hasil belajar / aktivitas akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin besar motivasi yang muncul akan makin berhasil pula pelajaran / aktivitas itu.
Ada 3 (tiga) fungsi motivasi dalam melakukan aktivitas, Yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat 
b. Memberikan arah perbuatan yang harus dikerjakan sesuai rumusan tujuan yang akan dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yang seharusnya diperioritaskan untuk didahulukan.
2.  Faktor yang Berpengaruh pada Motivasi Belajar
1)   Cita-cita atau aspirasi peserta didik
2)      Kemauan peserta didik
3)      Kondisi fisik dan psikologis peserta didik
4)      Kondisi lingkungan peserta didik
5)      Unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6)      Fasilitas dan sarana yang ada
7)      Sumber daya dan dana yang tersedia.
3.  Upaya – Upaya untuk Meningkatkan Motivasi Belajar.
a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
    Upaya pembelajaran terkait dengan prinsip belajar sebagai berikut :
1)      Belajar menjadi bermakna bila peserta didik memahami tujuan belajar.
2)      Belajar menjadi bermakna bila peserta didik dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantang
3)      Belajar menjadi bermakna bila pengajar mampu memusatkan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung
4)      Situasi dan keadaan pembelajaran sesuai dengan perkembangan jiwa peserta didik
b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
Pengajar memahami keterbatasan waktu bagi peserta didik. Pengajar dapat mengupayakan optimalisasi  unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri peserta didik dan lingkungannya dengan cara :
1)      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya.
2)      Memelihara minat, motivasi, kemauan dan semangat peserta didik
3)      Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar
4)      Menggunakan waktu secara efisien dan dalam suasana gembira
b.      Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan peserta didik
Pengajar wajib menggunakan pengalaman dan kemampuan peserta didik dalam mengelolah peserta didik belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman peserta didik dilakukan sebagai berikut :
1)      Peserta didik membaca bahan belajar sebelumnya, peserta didik mencatat  hal yang sukar kemudian diserahkan kepada pengajar.
2)      Pengajar memberikan kesempatan kepada peserta didik yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan – rekannya yang mengalami kesukaran.
3)      Pengajar meberikan penguatan kepada peserta didik yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
4)      Pengajar menghargai pengalaman dan kemampuan peserta didik agar belajar secara mandiri
5)      Pengajar menciptakan suasana belajar yang menggembirakan seperti mengatur keindahan dan ketertiban kelas.






E.     Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya (Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007).
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada skema  berikut :




 












 Diteliti
                      Tidak diteliti

F.   Hipotesa
Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka rumusan hipotesa kerja (Ha) yang Penulis ajukan adalah sebagai berikut : Ada hubungan yang signifikan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa semester 2 keperawatan Universitas Islam Makassar.
G. Variabel Penelitian
Identivikasi Variabel
1.      Variabel Independen
Merupakan variabel yang diduga sebagai faktor yang menyebabkan maju mundurnya atau tinggi rendahnya prestasi belajar pada mata kuliah konsep dasara keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa S1 keperawatan Universitas Islam Makassar
Berikut adalah Variabel independen,  pada penelitian ini adalah motivasi menjadi perawat dengan yang berisikan :
a.       Motivasi Instrik
1)      Cita-cita Mahasiswa yang ingin dicapai.
2)      Kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang.
3)      Pemikiran akan masa depan dan kesuksesannya
b.      Motivasi Ekstrinsik
1)      Pengaruh orang tua.
2)      Pengaruh teman.
3)      Pengaruh guru.
2.      Variabel Dependen
Disebut sebagai variabel respon atau variabel yang dipengaruhi oleh Variabel Independen.
Berikut adalah bentuk Variabel Dependen dalam penelitian ini sebagai akibat dari pengaruh tinggi rendahnya motivasi menjadi perawat adalah prestasi belajar pada mata kuliah kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan dengan kategori : memuaskan dan tidak memuaskan
Untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi menjadi perawat dari seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut :
a.       Memuaskan                      : apa bila yang di dapat A, B, C.
b.      Tidak memuaskan            : apa bila di dapat D, E

H.    Definisi Operasional
Merupakan penjelasan dari semua variabel dan istilah yang dipergunakan dalam penelitian secara  operasional, sehingga mempermudah pembaca / pengkaji dalam mengartikan makna penelitian. Definisi Operasional dalam penelitian ini bisa dilihat dalam tabel 2.1 di bawah ini:
BAB    III
ETODe PENELITIAN

B.  Desain Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang merupakan seluruh dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian. memperhatikan tujuan penelitian yang ingin mengetahui hubungan antara motivasi menjadi parawat terhadap prestasi belajar KDK maka tehnik statistik yang digunakan adalah korelasi produk moment dari person.

C.  Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmojo, 1993), pada penelitian ini populasinya adalah seluruh mahasiswa keperawatan semester  2  Universitas Islam Makassar berjumlah 105 orang.
2.      Sampel
27
 
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan  obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 1993), Adapun teknik penarikan sampel menggunakan metode random sampling. Rumus slovin sebagai berikut:
n =    N
      1+N.e²
Keterangan:
n = Sampel
N = Populasi
e² = 0,05 ² = 0,0025
  = 82
Jadi besarnya sampel dalam penelitian ini yaitu = 82 Responden
3.      Kriteria sampel
Kriteria Inklusif
a.       Mahasiswa keperawatan semester 2 Universitas Islam Makassar
b.      Sehat jasmani dan rohani (tidak dalam keadaan sakit).
c.       Kooperatif dengan peneliti.
d.      Masih aktif dalam perkuliahan
Kriteria Eksklusif
a.       Tidak aktif mengikuti perkuliahan pada saat penelitian berlangsung
b.      Tidak bersedia untuk diteliti.
c.       Dalam keadaan sakit.

D.  Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dimaksud adalah tempat dimana peneliti akan melakukan penelitian yaitu di universitas islam makassar
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2011

E.  Tehnik Pengumpulan Data
  1. Pengumpulan data
a.       Data primer
Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan kuesioner.
b.      Data sekunder
Merupakan data yang diambil dari instansi tempat penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian. Berupa data awal yang diperoleh dari mahasiswa Keperawatan di Universitas Islam Makassar

F.   Tehnik Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Editing
Editing yaitu memeriksa, mengamati apakah semua pertanyaan telah terjawab, jawaban yang ada atau tertulis dapat dibaca atau tidak, konsistensi jawaban ada / tidaknya kekeliruan lain yang mungkin dapat mengganggu proses pengolahan data.
2.      Koding
Koding yaitu melakukan pengkodean terhadap setiap jawaban agar proses pengolahan data lebih mudah.
3.      Tabulasi
Tabulasi yaitu setelah pengkodean kemudian dikelompokan ke dalam suatu tabel untuk memudahkan menganalisis data.
4.      Evaluating
Evaluating yaitu proses penilaian pada setiap jawaban yang diberikan oleh responden

G. Tehnik Analisa dan Penyajian Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan program komputer SPSS dengan uji chi square yaitu untuk mengetahui hubungan  antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar pada matakuliah konsep dasar keperawatan.

H.    Tehnik Etika Penelitian
Untuk dapat melakukan penelitian, faktor yang  cukup penting dan tidak boleh ditinggalkan adalah adanya ijin penelitian dari pimpinan lembaga atau institut yang dipilih menjadi tempat penelitian. Setelah semua surat ijin selesai, barulah peneliti melakukan penelitian dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Lembar persetujuan menjadi  responden.
Lembar persetujuan diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Jika subyek peneliti bersedia untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. jika menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa  dan akan menghormati hak-haknya.
2.      Anonimity ( tanpa nama )
Nama subjek penelitian tidak akan dicantumkan pada lembar quiseoner, untuk mengetahui keikutsertaan subjek, Peneliti akan memberi kode pada lembar quiseoner.
3.      Confidetiality.
Kerahasiaan informasi dijamin oleh Peneliti dengan cara hanya menyajikan / melaporkan kelompok data tertentu.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
1.      Gambaran umum tentang lokasi penelitian
Universitas Islam Makassar disingkat UIM adalah salah satu perguruan tinggi Islam di Kota Makassar. UIM merupakan merger dari dua sekolah tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al Gazali dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Gazali. Pada tahun 2000 atas izin dari Dikti, maka didirikanlah Universitas Islam Makassar dengan enam fakultas, yaitu Pertanian, MIPA, Teknik, Agama, Sospol dan Bahasa, pada tahun 2005 di tambah lagi fakultas yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan.
2.      Dekskripsi data
a.       Analisa univariat
1)      Disribusi
Tabel 4.1
Distribusi responden berhubungan dengan motivasi instriksik menjadi perawat mahasiswa semester 2 universitas islam makassar

No
Motivasi instriksik
n
%
1
Kurang
36
43,9
 2
Baik
46
56,1
Jumlah
82
100
32
 
       Sumber : data primer Agustus  2011
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi instriksik yang baik sebanyak berjumlah 36 responden (43,9 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 46 responden (56,1 %).
2)      Data tentang tingkat prestasi belajar pada mata kuliah konsep dasar keperawatan
Tabel 4.2
Distribusi responden berhubungan dengan motivasi Ekstrinsik menjadi perawat mahasiswa semester 2 universitas islam makassar

No
Motivasi Ekstrinsik
n
%
1
Kurang
40
48,8
 2
Baik
42
51,2
Jumlah
82
100
       Sumber : data primer Agustus  2011
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan hasil bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik yang baik sebanyak berjumlah 40 responden (48,8 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 42 responden (51,2 %).




Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan dokumentasi nilai prestasi balajar matakuliah konsep dasar keperawatan mahasiswa semester 2 universitas islam makassar

No
Prestasi
n
%
1
Memuaskan
50
61,0
2
Kurang memuaskan
32
39.0
Jumalah
82
100
   Sumber : data primer Agustus 2011
   Dari data  pada tabel  2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 32 responden (39.0 %) berada pada tingkat prestasi belajar memuaskan , 50 responnden (61.0 %) berada pada tingkat kurang memuaskan.
b.      Bivariat
Data tentang hubungan motivasi menjadi perawat dengan prestasi belajar matakuliah konsep dasar keperawatan
             Tabel 4.4
Hubungan motifasi Instrinsik dengan prestasi
Motivasi Instrinsik
Prestasi
Kurang Memuaskan
Memuaskan

Jumlah
P
Value
    n          %
      n                 %
   n          %
0,007
Kurang
20
55,6
16
44,4
36
100
Baik
12
26,1
34
37,9
46
100
Jumlah
32
39,0
50
61,0
82
100
Sumber : data primer Agustus 2011
Berdasarkan tabel 4.4 maka diperoleh data dari responden terdapat responden yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 20 responden (55,6 %), dan responden yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 16 responden  (44,4 %). Dan responden yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi balajar kurang memuaskan sebanyak 12 responden (26,1 %), sedangkan responden yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 34 responden (73,9 %).
 Berdasarkan hasil uji Chi-square maka diperoleh nilai P = 0,007 dengan menunjukan  α<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi instrinsik menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.



             Tabel 4.5
Hubungan motifasi Ekstrinsik dengan prestasi
Motivasi Ekstrinsik
Prestasi
Kurang Memuaskan
Memuaskan

Jumlah
P
Value
    n          %
      n                 %
   n          %
0,004
Kurang
22
55,0
18
45,0
40
100
Baik
10
23,8
32
76,2
42
100
Jumlah
32
39,0
50
61,0
82
100
Sumber : data primer Agustus 2011
 Berdasarkan tabel 4.3 maka diperoleh data dari responden terdapat responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 22 responden (55,0 %), dan responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 18 responden  (45,0 %). Dan responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi balajar kurang memuaskan sebanyak 10 responden (23,8 %), sedangkan responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 32 responden (76,2 %).
 Berdasarkan hasil uji Chi-square maka diperoleh nilai P = 0,004 dengan menunjukan  α<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi Ekstrinsik menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.
B.     Pembahasan
1.      Motivasi Menjadi Perawat
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.
Alasan adanya motivasi menjadi perawat pada responden (mahasiswa) adalah karena semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang profesional, oleh karena itu S1 Keperawatan yang akan menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang profesional pemula diharapkan mampu melakukan praktek keperawatan ilmiah dasar secara mandiri dan berbagai kegiatan ilmiah keperawatan. ( Ma’rifin H. : 1999 ).
Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu : motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya “rasa/feeling”. Afeksi seseorang dan motivasi akan terangsang karena adanya tujuan (Sardiman, 2007 : 73-74). Dalam literatur lain disebutkan bahwa yang dimaksud motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Menurut Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2007:60), motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang.
Motivasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
a.      Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.
b.      Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
2.      Prestasi Belajar Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Dari tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa seebanyak 50 responden (61,0 %) berada pada tingkat prestasi belajar memuaskan, 32 responnden (39,0 %) berada pada tingkat kurang memuaskan. Hal tersebut dimungkinkan oleh karena adanya rasa percaya diri dari responden yang merupakan  perwujudan  dirinya untuk bertindak dan mencapai tujuan (berhasil) Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “Perwujudan diri” yang diakui oleh guru atau dosen dan rekannya. (Dimyati : 1999).
Menurut Djalal (1986: 4) bahwa “prestasi belajar  adalah gambaran kemampuan mahasiswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar mahasiswa dalam mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan menurut Kamus bahasa Indonesia Millenium (2002: 444) ”prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau dikerjakan”. Prestasi belajar menurut Hamalik (1994: 45) adalah prestasi belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Ada banyak pengertian tentang prestasi belajar. Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah  yang dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya/usahanya dalam belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. “Pengukuran adalah proses penentuan luas/kuantitas sesuatu” (Nurkancana, 1986: 2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Prestasi belajar ditunjukkan dengan skor atau angka yang menunjukkan nilai-nilai dari sejumlah mata pelajaran yang menggambarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa, serta untuk dapat memperoleh nilai digunakan tes terhadap mata pelajaran terlebih dahulu. Hasil tes inilah yang menunjukkan keadaan tinggi rendahnya prestasi yang dicapai oleh mahasiswa.
Prestasi belajar sebagai hasil dari proses belajar mahasiswa biasanya pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku laporan prestasi belajar mahasiswa atau raport. merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh dosen mengenai kemajuan atau prestasi belajar (Suryabrata, 1984). Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik, pendidik, wali murid dan insititusi, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar mahasiswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap mahasiswa yang bersangkutan maupun insititusi. Prestasi belajar merupakan kemampuan mahasiswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar.
3.      Hubungan Motivasi Instrinsik dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi instriksik yang baik sebanyak 36 responden (43,9 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 46 responden (56,1 %). Dan berdasarkan hasil uji Chi-square maka diperoleh nilai P = 0,007 dengan menunjukan  α<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi instrinsik menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002), dimana hasil  penelitiannya yang menggunakan analisa statistik correlation  pearson,  maupun hasil Chi-Square Test   menunjukan bahwa  pada taraf kemaknaan  P = 0.04, antara variable “motivasi instrinsik menjadi perawat”  dengan  “prestasi belajar MA.105 “ terdapat hubungan yang  sangat signifikan. Dimana hasil penelitiannya lebih memfokuskan kepada peningkatan prestasi belajar karena Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar lebih ditekankan pada hasil belajar yang dicapai oleh subjek belajar.
Hasil belajar dari kegiatan belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Hasil atau prestasi belajar subjek belajar atau peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Menurut Woodworth dan Marquis (dalam Sri, 2004 : 43) prestasi belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat responden yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 20 responden (55,6 %). Hal ini karena kurangnya motivasi instrinsik yang dimiliki oleh responden sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya, karena motivasi instrinsik ini adalah hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri, seperti ingin mendapat pengetahuan, nilai atau ketrampilan agar dapat merubah tingkah lakunya secara konstruktif.
Responden yang memiliki motivasi instrinsik kurang dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 16 responden  (44,4 %). Hal ini karena prestasi belajar itu tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi saja, tetapi juga dipengaruhi oleh factor-faktor lain seperti adanya dorongan dari orang lain sehingga itu dapat meningkatkan prestasi belajar dari seseorang tersebut.
Responden yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi balajar kurang memuaskan sebanyak 12 responden (26,1 %). Hal ini karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat menurunkan prestasi belajar responden seperti tidak adanya hubungan yang erat antara dosen dengan mahasiswa, serta kurangnya diberikan pemahaman-pemahaman yang lebih tentang pentingnya mempelajari mata kuliah konsep dasar keperawatan di universitas islam makassar.
Responden yang memiliki motivasi instrinsik baik dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 34 responden (73,9 %). Hal ini karena motivasi instrinsik memang menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa atau responden. Dimana motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial bukan sekedar simbul dan seremonial (Pujian atau ganjaran). Motivasi ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Bentuk motivasi ini seperti  : cita-cita yang ingin didapat, kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang,  pemikiran akan masa depan tentang  kesuksesan.
Teori menyebutkan setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang diadasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Istilah motivasi yang berasal dari kata motif, dapat diartikan sebagai  kekuatanyang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung. Tapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah laku.(Hamzah, 2006).
4.      Hubungan Motivasi Ekstrinsik dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 82 responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik yang baik sebanyak berjumlah 40 responden (48,8 %), dan motivasi yang kurang sebanyak 42 responden (51,2 %). Dan berdasarkan hasil uji Chi-square maka diperoleh nilai P = 0,004 dengan menunjukan  α<0,05. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara motivasi Ekstrinsik menjadi perawat dengan prestasi belajar mata kuliah konsep dasar keperawatan dan proses keperawatan pada mahasiswa semester 2 Universitas Islam Makassar.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002), dimana hasil  penelitiannya yang menggunakan analisa statistik correlation  pearson,  maupun hasil Chi-Square Test   menunjukan bahwa  pada taraf kemaknaan  P = 0.02, antara variable “motivasi ekstrinsik menjadi perawat”  dengan  “prestasi belajar MA.105 “ terdapat hubungan yang  sangat signifikan. Dimana hasil penelitiannya menunjukan bahwa dengan adanya motivasi ekstrinsik, itu akan menambah semangat pada seseorang untuk bisa menjadi yang lebih baik, maka dengan itu akan meningkatkan prestasi belajar pada orang tersebut.
Sesuai teori mengatakan bahwa alasan yang mendasar yang memicu tingginya motivasi menjadi perawat pada responden yakni adanya keinginan untuk mengaktualisasikan diri dan adanya pengakuan serta penerimaan yang positif dari profesi-profesi lain terutama profesi dokter (medis). Perawat adalah profesi yang merupakan partner profesi medis dan profesi kesehatan lainnya, dan mempunyai hak otonomi dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal ini dibenarkan oleh teori motivasi “Maslow” (ingin dihargai dan diakui serta adanya kebutuhan untuk aktualisasi).
Berdasarkan hasil penelitian terdapat responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi kurang memuaskan yaitu sebanyak 22 responden (55,0 %). Hal ini terjadi karena tidak adanya dorongan yang kuat yang dimiliki oleh responden, sehingga motivasi ekstrinsik yang dimilikinya juga kurang, dimana teori mengatakan bahwa tingkah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Dorongan tersebut adalah suatu yang dibawa sejak lahir atau bersifat instrinsik, dapat dikembangkan melalui belajar dan pengalaman dimasa lalu sehingga berbeda untuk tiap orang (Morgan , 1986)
Responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik kurang dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 18 responden  (45,0 %). Hal ini karena walaupun tidak terdapatnya motivasi ekstrinsik pada seseorang, namun dia memiliki motivasi instrinsik, sehingga hal itulah yang meningkatkan keinginan untuk belajar pada seseorang. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun Sedangkan menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki 41 ketrampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. (Dimyati dan Mudjiono, 2002).
Responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi balajar kurang memuaskan sebanyak 10 responden (23,8 %). Hal ini karna adanya pengaruh-pengaruh lain seperti adanya pengaruh dari kurangnya motivasi pada diri sendriri, sehingga walau bagaimanapun tingginya motivasi dari orang lain, maka itu tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar pada orang tersebut.
Responden yang memiliki motivasi Ekstrinsik baik dengan prestasi belajar  memuaskan sebanyak 32 responden (76,2 %). Hal ini berdasarkan teori bahwa semakin tinggi motivasi ekstrinsik yang di miliki oleh seseorang, maka semakin baik dan memuaskan prestasi belajar yang di raih seseorang, Dimana dalam hal ini belajar adalah merupakan peranan utama yang menjadikan seseorang memiliki prestasi belajar yang memuaskan. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sesuai dengan kemampuan masingmasing, sehingga diperoleh pengetahuan baru yaitu dalam bentuk penguasaan, penggunaan maupun penilaian mengenai sikap dan kecakapan yang merupakan perubahan atau peningkatan perolehan dari berbagai keadaan sebelumnya.
Makin besar motivasi yang muncul akan makin berhasil pula pelajaran/aktivitas itu. Disamping hal – hal yang telah disebutkan di atas, tidak kalah pentingnya bahwa motivasi itu akan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor seperti : Cita-cita atau aspirasi peserta didik,  kemauan peserta didik, kondisi fisik dan psikologis peserta didik, kondisi lingkungan peserta didik, unsur – unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, fasilitas dan sarana yang ada, sumber daya dan dana yang tersedia.
Bab  V
penutup

A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kampus universitas ialam makassar, maka peneli menyimpulkan sebagai berikut :
1.       Dari hasil penelitian diketahi bahwa motifasi Ekstrinsik responden dengan kategori baik lebih banyak, dibandingkan motivasi Ekstrinsik dengan kategori kurang.
2.       Dari hasil penelitian diketahi bahwa motifasi Instrinsik responden dengan kategori baik lebih banyak, dibandingkan motivasi Instrinsik dengan kategori kurang.
3.       Dari hasil penelitian diketahi bahwa prestasi belajar responden dengan kategori baik lebih banyak, dibandingkan prestasi balajar responden dengan kategori kurang.
4.       Ada hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan perstasi belajar matakuliah konsep dasar keperawatan

B.      Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka penulis mencoba memberikan saran pada institusi pendidikan terutama pada staf akademik selaku pengelola program pendidikan dalam rangka menumbuh kembangkan dan meningkatkan motivasi belajar pada peserta didik (mahasiswa) beberapa saran yang dapat dikemukakan pada staf akademik, antara lain :
1.       Institusi pendidikan
Sebagai lembaga penyelenggara program pendidikan S1 perawatan dalam upaya menghasilkan tenaga-tenaga profesional pemula yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dibidang keperawatan yang handal untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat khususnya dibidang kesehatan, perlu melakukan :
a.       Penataan dan pembinaan sistem pendidikan tinggi keperawatan sebagai pendidikan profesi yang bermutu dengan menerapkan standar profesional pendidikan tinggi keperawatan.
b.      Menyusun dan menerapkan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan dalam berbagai bentuk pengalaman belajar yang digunakan secara baik dan benar  mengacu pada kurikulum nasional.
c.       Mengembangkan dan membina sumber daya pendidikan khususnya staf akademi, keperawatan dalam kelompok pengampu cabang ilmu keperawatan serta rumah sakit pendidikan keperawatan.
2.       Dosen/staf pengajar
Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar, pendidik dan pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peran ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan peserta didik, sesama guru maupun dengan staf lain. Salah satu peran guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai motivator, ini penting artinya dalam rangka meningkatkan, menggairahkan dan mengembangkan kegiatan belajar peserta didik. Upaya dosen/staf pengajar untuk meningkatkan motivasi belajar dengan cara :
a.       Optimalisasi penerapan prinsip belajar
b.      Optimalisasi unsur dinamis balajar dan pembelajaran
c.       Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan peserta didik
d.      Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar
3.       Mahasiswa
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar.
Ada 2 (dua) unsur motivasi sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar :
a.       Mengetahui apa yang akan dipelajari
b.      Memahami mengapa hal tersebut harus dipelajari, mengingat kedua unsur tersebut mempengaruhi kegiatan belajar.



Lampiran 2

 

PETUNJUK PENGISIAN  QUISIONER DAN DAFTAR

QUISIONER


A. PETUNJUK PENGIJIAN QUISIONER
1.      Bacalah denga teliti setiap pertanyaan maupun item jawabannya.
2.      Isilah  salah satu dari 4 (empat) alternatif jawaban  yang tersedia  sesuai dengan keadaan dan pendapat saudara, dengan mencantumkan kode huruf pada kotak yang telah disediakan disampingnya.
3.      Diharapkan semua  pertanyaan dapat dijawab / diisi.
4.      Dalam menjawab pertanyaan hendaknya jangan terpengaruh / melihat orang lain karena akan berpengaruh  terhadap hasil penelitian.
5.      Setelah semua Quisioner  penelitian ini diisi, mohon diserahkan kembali kepada kami, terima kasih.









SELAMAT   MENGERJAKAN
=======================

Lampiran 3

DAFTAR  QUISIONER UNTUK MENGGALI
“MOTIVASI MENJADI  PERAWAT” PADA MAHASISWA

KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR


A.    Cita-cita yang ingin dicapai
 

1.      Alasan saya memasuki S1 keperawatan :                                                                           
  1. Sesuai cita-cita saya.
  2. Mengikuti teman-teman  
  3. Disuruh orang tua
  4. Basa basi saja.
2.      Perasaan saya setelah diterima di S1 keperawatan .
  1. Senang sekali 
  2. Biasa saja,
  3. Kurang senang 
  4. Tidak senang
3.      Tujuan saya masuk S1 keperawatan :
a.       Atas kesadaran bahwa Tugas keperawatan sangat bermanfaat bagi masyarakat   
b.      Agar memperoleh pekerjaan dengan cepat dan mudah
c.       Hanya untuk kepentingan keluarga dan diri pribadi
d.      Menambah predikat  menjadi Mahasiswa Keperawatan.


B. Kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang
4.      Pertimbangan saya memasuki S1 keperawatan  ialah :
  1. Memang cocok dengan potensi / jiwa saya.
  2. Nantinya  bisa menolong sesama manusia yang menderita.
  3. Mudah untuk mendapatkan uang
  4. Dari pada tidak diterima disekolah lain
5.      Anggapan saya terhadap mata kulaih KDK
  1. Penting sekali, oleh sebab itu  saya perlu memperdalamnya
  2. Penting sekali dan harus diikuti terus
  3. Sulit sekali, tetapi karena merupakan mata kuliah, harus diikuti
  4. Sukar dimengerti, sehingga saya malas mempelajarinya.

C. Pemikiran akan masa depan dan kesuksesannya.
6.      Tanggapan saya terhadap profesi keperawatan :
  1. Profesi yang akan berkembang terus dan  sangat dibutuhkan oleh masyarakat 
  2. Profesi yang biasa-biasa saja
  3. Profesi yang sedikit sekali perkembangannya.
  4. Suatu profesi yang tak berkembang dan kurang berguna.
7.      Saya mempunyai perkiraan bahwa nantinya apabila jadi  perawat. saya akan :
  1. Berguna bagi diri, keluarga dan masyarakat 
  2. Berguna bagi diri sendiri dan keluarga 
  3. Berguna bagi diri sendiri saja.
  4. Kurang berguna karena saya kurang sreg dengan profesi perawat.
8.      Hal yang akan  saya lakukan untuk memperdalam  ilmu perawatan  :              
a.       Banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan keperawatan
b.      Belajar dari hasil perkuliahan
c.       Belajar dari teman
d.      Saya belajar kalau ada waktu
D. Pengaruh Orang Tua
9.      Sikap orang tua saya, setelah saya masuk di S1 keperawatan :
  1. Sangat mendukung.
  2. Biasa saja.
  3. Kurang begitu mendukung
  4. Tidak mendukung.

10.  Menurut orang tua saya setelah saya lulus S1 keperawatan :
  1. Menjadi seorang profesional dalam bidang keperawatan.
  2. Cepat mendapatkan pekerjaan.
  3. Mengikuti jejak orang tua yang Perawat.
  4. Tidak ada cita-cita yang jelas.
11.  Peran orang tua saat saya masuk di S1 keperawatan :
  1. Memberikan dukungan penuh untuk masuk S1 keperawatan 
  2. Orang tua Saya yang memberikan alternatif pendidikan / sekolah
  3. Memyerahkan sepenuhnya kepada saya dalam  memilih sekolah
  4. Yang penting saya sekolah
12.  Tanggapan keluarga saya setelah saya masuk di S1 keperawatan :
  1. Sangat senang
  2. Biasa-biasa saja
  3. Tidak berespon
  4. Kurang  senang

E. Pengaruh Teman
13.  Tanggapan teman dekat saya setelah saya diterima di S1 keperawatan :
  1. Banyak memberi dukungan serta respon yang positif
  2. Biasa – biasa saja 
  3. Diam saja tanpa komentar
  4. Malah merayu saya untuk mengurungkan  niat untuk masuk S1 keperawatan
14.  Saya memasuki S1 keperawatan  karena  :
a.       Pengaruh kelompok belajar yang sering membicarakan tentang S1 keperawatan
b.      Pernah dibicarakan teman, sehingga menimbulkan keinginan saya masuk di S1 keperawatan 
c.       Kurang mampu  diperguruan tinggi lainnya
d.      Sebagai pelarian saja

E. Pengaruh dari Guru
15.  Tanggapan guru SMA  setelah  saya diterima di S1 keperawatan :
  1. Sangat mendorong dan memberi pengertian tentang pengabdian sebagai Perawat
  2. Biasa saja
  3. Kurang memberi pengertian dan dorongan.
  4. Tidak ada tanggapan maupun perhatian
16.  Yang dilakukan Guru saya waktu di SMTA :
  1. Sering memberikan pengertian tentang peluang-peluang S1 keperawatan 
  2. Pernah 2 sampai 3 kali membicarakan S1 keperawatan 
  3. Perna memberikan penjelasan saat acara bagi rapot
  4. Sama sekali belum pernah membicarakan tentang S1 keperawatan.
17.  Sikap dosen saat awal-awal memberi pelajaran di S1 keperawatan :
a.       Banyak membahas tentang prospek profesi perawat
b.      Beberapa dosen saja yang  menyinggung soal profesi perawat
c.       Baru satu  dua kali menyinggung tentang profesi perawat
d.      Biasa-biasa saja
18.  Upaya yang dilakukan guru SMA dalam mensosialisasikan S1 keperawatan :
  1. Disamping dijelaskan secara lengkap ditiap kelas, juga pengumumannya dipasang di mading
  2. Diberikan pengumuman di saat upacara dan dipasang di mading
  3. Langsung dipasang di mading 
  4. Tanpa pengumuman dan sosialisasi 

SELAMAT MENGERJAKAN




CURICULUM VITAE
Wallpapers Mm41280 copy 

sIWeMbOJo3841Nama              :  JUNAIDIN
Nim                 :  07.071.014.062
TTL                 :  Bima, 31 Desember 1986
Suku/Bangsa   :  Bima/Indonesia
Agama            :  Islam
Alamat            :  JLn . Poltek  km 10 Tamalanrea
No. Tlp            :  085343857766
Riwayat Pendidikan
SDN Kalampa Sari     : 1996 - 2001
SLTP Negeri 2 Woha  :  2001 - 2003
SMA Negeri 1 Belo    :  2003 - 2005
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Makassar Tahun 2007-2011     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar